KONTEKS.CO.ID – Karla Bionics ITB, startup yang bergerak di bidang tangan palsu prostetik berhasil memenangi CYBATHLON Challenges 2023.
Ini adalah sejarah bagi Karla Bionics ITB. Sebab pada CYBATHLON Challenges 2022, startup besutan ITB itu juga menjadi juaranya.
Tim Karla Bionics beranggotakan Dosen Manajemen Rekayasa ITB, Wildan Trusaji, (Manajemen Rekayasa 2010) serta 3 mahasiswa dan 2 alumni ITB. Masing-masing adalah Sekar Kedaton (Manajemen Rekayasa 2019), Alya Hanun (Manajemen Rekayasa 2019), Andy Lucky (Teknik Elektro 2018), Syaiful Hammam (Desain Produk 2014), dan Nurseptian Pratomo (Teknik Mesin 2010).
Mega Arm ialah hasil karya Karla Bionics yang dilombakan pada CYBATHLON Challenges 2023. Ini lengan prostesis yang diperuntukan guna mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal.
Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis. Hal ini didasari dari temuan Karla Bionics, yakni secara umum para penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang mengalami kecelakaan kerja. Mereka sulit untuk kembali menemukan pekerjaan secara formal.
Bukan hanya itu, para pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal. Mereka dapat mengembangkannya sebagai mata pencaharian seperti membuka bengkel tambal ban ataupun membuat workshop mengelas.
Proses persiapan tim Karla Bionics sendiri terbilang singkat yakni selama tiga bulan. Mulai dari pengembangan teknologi lengan hingga proses latihan.
Hal ini bisa tercapai karena Tim Inovasi Produk Karla Bionics yang dipimpin oleh Wildan Trusaji yang juga merupakan salah satu staf pengajar di Institut Teknologi Bandung mengembangkan Mega Arm dari teknologi sebelumnya, yakni lengan prostesis Raga Arm.
“Filosofi desain Mega Arm memanfaatkan prinsip biomimicry, di mana desain lengannya mengikuti prinsip desain dari capit kepiting,” ujar Wildan, Rabu, 26 April 2023.
Terdapat tiga prinsip yang mereka adopsi, yaitu posisi diam yang menutup, pergerakan hanya dilakukan satu lengan satu waktu, serta pusat kontrol tidak terpusat pada bagian tengah membuat kontrol terhadap benda akan lebih terjaga.
Secara tampilan, sambung dia, Mega Arm ini tetap mengikuti filosofi atau konsep lengan palsu Karla Bionics yakni tidak menyerupai lengan nonamputasi agar para difabel tidak perlu menutupi kekurangannya.
Pengaplikasian Mega Arm karya Karla Bionics pada CYBATHLON Challenges 2023 disematkan pada seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan mekanik asal Bekasi. Namanya Daffa Aldiansyah yang kini berusia 17 tahun.
Melalui pemanfaatan Mega Arm, Daffa dapat kembali berkarya dan menggapai mimpinya sebagai seorang mekanik sepeda motor.
Terbukti, ungkap Wildan, kini dia masih aktif menjadi mekanik sepeda motor di lingkungannya. Salah satu kegemaran Daffa untuk mengimplementasikan hobi dan keilmuannya adalah memodifikasi mesin motor.
“Ketika mesin yang disetel ternyata bikin motor lebih enak dibawanya, saya ngerasa puas,” kata Daffa.
Pada CYBATHLON Challenges tahun ini, Daffa dibantu Yayat Supriatna yang merupakan pilot untuk Karla Bionics pada gelaran 2022. Dalam proses persiapannya, tim pilot Karla Bionics yakni Daffa dan Kang Yayat memulai latihan selama satu bulan untuk menemukan strategi yang efektif dalam menyelesaikan masing-masing tantangan.
“Sebagai pengguna lengan prostesis, kita harus mempelajari benda yang ingin diambil, kemudian membiasakan badan kita untuk mengikuti jangan ragu untuk menunduk, jongkok, bahkan jinjit untuk memperoleh hasil optimal,” papar Yayat.
Terdapat dua tantangan yang perlu dituntaskan untuk menguji kemampuan teknologi dan ketangkasan pilot pada perlombaan Arm Prosthesis Race (ARM) ini, yaitu Bottles yang ditujukan untuk merekonstruksi situasi berbelanja.
Pada tantangan ini peserta perlu memindahkan botol berisi total tiga liter air menggunakan peti untuk dipindahkan ke posisi meja yang telah disediakan. Serta Clean Sweep yang tujuannya untuk menguji kemampuan menggenggam dan memindahkan berbagai bentuk benda sehari-hari seperti kunci, kartu kredit, kelereng dan juga potongan balok mainan.
Diwakili oleh Daffa sebagai pilot, Karla Bionics di tahun keduanya berpartisipasi di ajang internasional ini kembali menjadi salah satu peserta yang berhasil menyelesaikan seluruh tantangan tersebut. Mereka mendapatkan poin penuh sebesar 20 poin dan menembus peringkat 5 besar dengan mengalahkan Amerika Serikat dan Spanyol.
Prinsip yang diusung untuk pengembangan Mega Arm adalah tepat guna. Karla Bionics mengembangkan Mega Arm agar dapat bermanfaat secara fungsional untuk para penyandang disabilitas yang memiliki keterampilan tertentu.
Seperti keterampilan mekanikal yang dimiliki oleh Daffa dan kebanyakan penyandang disabilitas lainnya dari kalangan kerah biru.
“Para penyandang disabilitas terutama yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga akan kita upayakan untuk mendapat kemudahan memperoleh manfaat dari lengan prostesis Mega Arm ini, dimana kami akan mengusahakan bekerja sama dengan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan ataupun Program Badan Amal,” kata Khoirun Mumpuni, Bisnis Development Karla Bionics.
Harapannya, lanjut dia, melalui produk yang dikembangkan yaitu “Raga Arm” dan “Mega Arm”, Karla Bionics dapat menyebarkan pesan #ProudActive yang diambil dari istilah produktif yang memiliki makna menerima kondisi diri saat ini dengan tetap bangga menjadi diri sendiri. Plus tetap aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan terdekatnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"