KONTEKS.CO.ID – Pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan cs viral di mana-mana. Hal ini menimbukan dampak psikologis bagai keluarga Wowon.
Dampak psikologis sangat dirasakan oleh anak-anaknya. Salah satunya berinisil Dev, 14 tahun, anak perempuan Wowon dari istri, Iis.
Dia berencana berhenti sekolah dari madrasah tsanawiyah karena malu. Dev juga khawatir menjadi di-bully kawan-kawannya di sekolah.
Paman Dev, Dedi, 45 tahun, mengatakan, sehari pascapembongkaran kuburan sejumlah korban di rumah Iis dan pelaku lainnya, Solihin, di Kampung Babakan Mande, Gunungsari, Kabupaten Cianjur, Jabar, keponakannya terlihat shock serta murung. Sehabis sekolaj Devi mengutarakan ingin mundur dari sekolah karena malu.
“Malu takut jadi bahan ejekan kawannya, lantaran ayahnya seorang pembunuh berantai,” ungkap Dedi di Cianjur.
Dia pun mendorong Dev untuk lebih kuat diri agar mau tetap bersekolah. Sebab keponakannya itu sudah duduk di kelas III sehingga tinggal mengikuti ujian kelulusan.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan, penelusuran waktu dan urutan korban serial killer Wowon dkk itu dilakukan dengan melibatkan ahli dari kedokteran dan laboratorium forensik.
“Kemudian kami akan melihat dan mencari tahu kapan kematian dan apa penyebabnya ini secara scientific nantinya,” kata Trunoyudo dalam keterangan, Sabtu, 21 Januari 2023.
Pihaknya, kata Trunoyudo, akan melibatkan psikolog forensik untuk mendalami setiap keterangan atau informasi yang disampaikan para tersangka.
“Keterangan tersangka ataupun saksi dan yang lainnya ini akan dijadikan satu analisis yang dinamis, termasuk scienctific untuk mengembangkan kasus terhadap tersangka Wowon, Duloh, dan Dede,” ujarnya.
Diketahui, pembunuhan yang dilakukan Wowon dkk terungkap setelah polisi memeriksa sisa makanan sekeluarga di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.
“Sayang kalau harus putus sekolah, sebentar lagi ujian. Jadi saya menguatkan agar lanjut sekolah jangan berhenti. Alhamdulillah mau menuruti, kemarin juga sekolah lagi, meskipun memang beda terlihat murung saat berangkat dan pulang sekolah,” kata dia.
Dirinya meminta pihak terkait mau membantu menjamin keberlanjutan pendidikan keponakannya. Serta bisa menghapus gangguan psikologis yang dialami Dev saat ini.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan, penelusuran waktu dan urutan korban serial killer Wowon dkk itu dilakukan dengan melibatkan ahli dari kedokteran dan laboratorium forensik.
“Kemudian kami akan melihat dan mencari tahu kapan kematian dan apa penyebabnya ini secara scientific nantinya,” kata Trunoyudo dalam keterangan, Sabtu 21 Januari 2023.
Pihaknya, kata Trunoyudo, akan melibatkan psikolog forensik untuk mendalami setiap keterangan atau informasi yang disampaikan para tersangka.
“Keterangan tersangka ataupun saksi dan yang lainnya ini akan dijadikan satu analisis yang dinamis, termasuk scienctific untuk mengembangkan kasus terhadap tersangka Wowon, Duloh, dan Dede,” ujarnya.
Diketahui, pembunuhan yang dilakukan Wowon dkk terungkap setelah polisi memeriksa sisa makanan sekeluarga di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"