KONTEKS.CO.ID – Dugaan pembunuhan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) Bapenda Kota Semarang Paulus Iwan Boedi Prasetjo (51) terus menjadi perbincangan hangat.
Pasalnya, Iwan merupakan saksi kunci kasus korupsi pengalihan aset hibah delapan bidang tanah di Kecamatan Mijen.
Iwan yang merupakan alumni De Britto itu rencananya akan diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng sehari sebelum dirinya menghilang secara misterius sejak 24 Agustus 2022 lalu.
Iwan kemudian ditemukan tewas terbakar 100 persen tanpa kepala, kaki dan tangan bersama sepeda motornya di lahan terbuka Jalan Marina Raya, Kelurahan Tawangsari, Semarang Barat, Kamis malam, 8 September 2022.
Polisi terus melakukan pendalaman dengan pemeriksaan terhadap saksi-saksi di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), keluarga dan rekan kerja Iwan.
Polisi juga memantau kamera CCTV yang mengarah ke TKP dan menunggu hasil tes DNA guna memastikan apakah jenazah tersebut benar Iwan Paulus Budi Prasetyo.
Dugaan sementara, Iwan dibunuh sebelum akhirnya dibakar. Polisi masih mendalami untuk mengetahui siapa pelaku dan motif pembunuhan.
“Yang bersangkutan ini diduga dibunuh dulu sebelum dibakar,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes M Iqbal Alqudusy, dikutip Senin (12/9).
Pihaknya, kata Iqbal, memang memanggil Iwan sehari sebelum dinyatakan hilang secara misterius.
“Yang bersangkutan memang beberapa waktu yang lalu itu kita panggil dalam perkara tindak pidana korupsi sebagai saksi namun yang bersangkutan tidak hadir,” kata Iqbal.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Djuhandani mengatakan, pihaknya menemukan petunjuk adanya dugaan pembunuhan dalam penyelidikan awal penemuan mayat dan motor terbakar di lahan milik PT Mandiri yang berada di kawasan Pantai Marina, Semarang.
Di lokasi, polisi menemukan bekas siraman bahan bakar minyak (BBM) yang diduga bukan dilakukan oleh korban.
“Untuk saat ini kita masih proses awal penyelidikan. Proses awal penyelidikan memang ada hal-hal yang secara sepintas adanya dugaan pembunuhan,” ujar Djuhandani melansir Okezone.com, dikutip Sabtu 10 September 2022.
“Diduga ya, karena dari TKP ditemukan korban meninggal, kemudian ada bekas-bekas yang diduga mungkin penganiayaan. Di situ tersiram ada bekas-bekas bensin dan sebagainya yang diduga ini bukan dilakukan oleh korban sendiri,” imbuhnya.
Djuhandani juga mengatakan, terkait apakah saat kejadian kebakaran korban dalam kondisi hidup atau sudah meninggal juga masih dalam proses penyelidikan.
“Mungkin dalam satu dua hari ini, kita akan mengetahui korban sudah meninggal atau belum. Tapi pada prinsipnya, pada penyelidikan awal kita sudah mendapatkan kemungkinan diduga adalah korban pembunuhan,” ujarnya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"