KONTEKS.CO.ID – Muhammad Siradjudin alias Pak De menjadi tersangka utama pembunuhan Ditje Budiarsih, peragawati terkenal era 1970-an hingga 1980-an.
Pak De yang saat itu berusia 59 tahun mendadak menjadi tersangka pembunuhan Ditje Budiarsih setelah tiga bulan penyelidikan polisi tak menuai hasil.
Sejumlah bantahan demi bantahan terlontas dari mulut Pak De. Namun, tetap tak membuatnya lolos dari hukuman seumur hidup kasus pembunuhan Ditje Budiarsih yang diketok Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Pria mantan anggota ABRI dengan pangkat Letnan Satu itu akhirnya bebas dari hukuman di masa pemerintahan Presiden ke-3 Bj Habibie.
Menurut pengakuan Pak De, hubungannya dengan Dietje Budiarsih sudah seperti ayah dan anak.
Pertama kali bertemu dengan Pak De pada tahun 1981, Dietje juga menganggap Pak De sebagai guru spiritualnya.
Menurut Pak De, Dietje pernah meminta tolong agar salonnya ramai pengunjung. Pak De yang beralih profesi sebagai dukun itu lantas memasang jimat penglaris di pintu masuk salon.
Bermain dengan Orang Elite
Pak De juga mengungkapkan, Dietje kerap ‘bermain’ dengan sejumlah orang elite di antaranya pengusaha Indra Rukmana yang juga suami Siti Hardiyanti alias Mbak Tutut anak dari Presiden ke-2 Soeharto.
Kemudian Sudwikatmono, pengusaha besar yang juga masih bagian dari keluarga Soeharto.
Konon kabarnya, sekali ‘bermain’ dengan sejumlah orang-orang elite tersebut, Dietje mendapat bayaran Rp10-20 juta. Jumlah yang fantastis kala itu.
Menurut Pak De, Dietje juga punya pacar yakni pensiunan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Suwoto Sukendar.
Marsekal Suwoto setelah pensiun beralih profesi sebagai pengusaha penerbangan. Pak De dan Pak De punya hubungan bisnis jual beli barang-barang klenik.
Selain memacari Dietje. Suwoto juga meminta Dietje tidur dengan pejabat-pejabat tertentu untuk memuluskan proposal proyek-proyeknya.
Hasilnya, Suwoto berhasil memenangkan proyek besar sebuah bandara di Indonesia.
Bahkan, 4 hari sebelum Dietje dibunuh tepatnya tanggal 4 September 1986, Dietje mengaku bertengkar dengan Suwoto. Musababnya, Suwoto melarang Dietje mengikuti show bersama temannya di Hotel Borobudur.
Tak hanya itu, Pak De mengungkapkan jika Dietje sedang hamil 2 bulan. Namun, siapa yang menghamilinya, Pak De mengaku tidak tahu.
Akhir Hayat Sang Peragawati
Akhir hayatnya, Ditje Budiarsih tewas dalam mobilnya di pinggir Jalan Dupa, Kalibata, Jakarta Selatan, pada 8 September 1986 sekitar pukul 22.00 WIB.
Di tubuh pemenang kontes Ratu Kebaya dan Ratu Kacamata pada 1977 itu terdapat lima luka tembakan senjata api. Luka itu tersebar di belakang telinga, dada, pundak, ketiak, dan punggung. Seluruhnya di bagian kanan.
Bahkan saat jasadnya sudah terbujur kaku, mobil Honda Accord putih bernomor polisi B 1911 ZW miliknya masih dalam keadaan menyala di kawasan yang kini menjadi kompleks perumahan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kalibata itu.
Sejak Orde Baru hingga saat ini, kasus pembunuhan Ditje tetap menjadi misteri.
Konon polisi di era kekuasaan Presiden ke-2 Soeharto sengaja tak mengungkap pembunuhan sadis ini. Musababnya, ada dugaan keterlibatan mantan petinggi militer dan keluarga elite penguasa.
Namun, dugaan itu langsung mendapat bantahan. Majalah Tempo edisi 13 Desember 1989 menulis, Kapolda Metro Jaya menegaskan Pak De tidak pernah menjadi kambing hitam pembunuhan Ditje.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"