KONTEKS.CO.ID – Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (Aksi), Satriyo Yudi Wahono alias Puyu, menyampaikan, ada pihak-pihak yang memanfaatkan (riding the wave) direct license yang tengah diperjuangkan para pencipta lagu.
"Riding the wave yaitu glombang-glombang yang sedang diperjuangkan oleh teman-teman pencipta," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Tata Kelola Royalti Musik di Indonesia" di Universitas Borobudur (Unbor), Jakarta, Senin, 25 Agustus 2025.
Dalam diskusi gelaran Program Doktor Ilmu Hukum Unbor tersebut, gitaris Padi Reborn ini mengungkapkan, pihak-pihak tertentu berupaya menunggangi atau mendompleng direct license untuk meminta haknya kepada penyanyi secara langsung dengan nominal yang ditentukan sendiri.
Baca Juga: Polemik Royalti Lagu Mengguncang Industri Musik Indonesia, Pelaku Usaha Jadi Ikutan Cemas
"Saya sampaikan bahwa sebenarnya itu orang-orang yang memang memanfaatkan keuntungan," ujarnya.
Piyu mengungkapkan, ada sejumlah pihak melayangkan somasi, gugatan hingga menagih langsung kepada penyanyi yang membawakan lagu ciptaannya.
"Kami juga menyayangkan sampai ada tuntutan, kemarin somasi, yang terakhir dari Tabula Bale dari Minang itu," katanya.
Baca Juga: Serba-serbi dan Kronologi Ari Lasso vs WAMI: Kisruh Royalti yang Berujung Lagu Digratiskan
Piyu menegaskan, Aksi mempunyai pedoman atau standar hitungan royalti atas satu karya lagu untuk pembayaran secara direct license.
"Aksi sebenarnya memiliki satu perdoman atau satu standar yang bisa kita gunakan untuk direct license.
Menurutnya, semua anggota Aksi sepakat menggunakan pedoman atau standar pembayaran royalti atas lagu yang dibawakan artis atau penampil di acara komersil.
Baca Juga: Janji Tuntaskan Polemik Royalti Lewat Aturan Baru, DPR: Masyarakat Jangan Takut Putar Musik!
"Anggota kami juga semua sepakat bahwa kita akan menerapkan satu ketentuan yang sama," tandasnya.
Aksi menolak pihak-pihak yang mengambil kesempatan mengatasnamakan direct lisense pembayaran royalti.