Di sana, ia bertemu Alexandr Wang, yang kelak menjadi rekan bisnisnya.
Tak lama setelah itu, Lucy pindah ke Snapchat dan mencatat sejarah sebagai desainer wanita pertama di perusahaan tersebut. Ia turut mengembangkan fitur Snap Maps.
Pada 2016, Lucy dan Wang mendirikan Scale AI, saat usia mereka masih 21 dan 19 tahun.
Baca Juga: Spesifikasi Lengkap Jet Tempur KAAN Turki yang Dibeli Indonesia: Dog Fight Nggak Ada Lawan!
Scale AI menyediakan layanan pelabelan data yang penting untuk melatih teknologi AI, seperti mobil tanpa pengemudi.
Klien mereka pun tidak main-main, termasuk OpenAI, Alphabet, dan bahkan pemerintah Amerika Serikat.
Teknologi Scale AI bahkan digunakan untuk menganalisis citra satelit dalam konflik Ukraina.
Berkat pencapaannya, Lucy Guo masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 pada 2018. Namun, di tahun yang sama, hubungan bisnis Lucy dan Wang mulai retak.
Perbedaan visi membuat Lucy akhirnya keluar dari Scale AI, meskipun ia tetap memiliki saham yang bernilai miliaran dolar AS.
Tak berhenti sampai di sana, Lucy Guo mendirikan Backend Capital, sebuah perusahaan modal ventura yang berinvestasi di startup tahap awal.
Salah satu investasinya yang paling sukses adalah di Ramp, perusahaan keuangan dengan valuasi 13 miliar dolar AS.
Baca Juga: PT Gag Tetap Beroperasi di Raja Ampat, Pemerintah Dinilai Inkonsisten
Pada 2022, ia mendirikan startup baru bernama Passes, platform interaksi antara kreator dan penggemar yang mirip Patreon atau OnlyFans.
Passes telah menggandeng sejumlah nama besar seperti Olivia Dunne, Shaquille O'Neal, dan DJ Kygo, serta berhasil mengumpulkan dana 50 juta dolar AS dengan valuasi perusahaan mencapai 150 juta dolar.