• Minggu, 21 Desember 2025

Fenomena Taylor Swift Jadi Tema Swiftposium: Hadir 400 Pemakalah dari 78 Universitas Dunia

Photo Author
- Minggu, 18 Februari 2024 | 12:23 WIB
Swiftposium, simposium tentang fenomena Taylor Swift. (X @swiftposium)
Swiftposium, simposium tentang fenomena Taylor Swift. (X @swiftposium)

KONTEKS.CO.ID - Taylor Swift adalah fenomena. Bahkan, sebuah simposium tentang Taylor Swift berlangsung di Australia.

Fenomena Taylor Swift


Para peneliti membahas soal fenomena Taylor Swift.

Dari cuitan di media sosial menjelma menjadi Swiftposium atau Taylor Swift Simposium.

Konferensi akademik atau simposium itu berlangsung selama dua hari di Universitas Melbourne sejak Minggu, 11 Februari 2024 lalu.

Swiftposium menerima 400 makalah akademik dari 78 universitas dan lembaga penelitian di seluruh dunia. Namun hanya menyetujui hanya membahas 130 makalah terpilih.

Makalah-makalah tersebut publikasi-publikasi datang dari berbagai bidang seperti musikologi, studi gender, ekonomi, hukum, perencanaan kota, bahkan kedokteran.

Ide Swiftposium


-
Swiftposium, simposium tentang fenomena Taylor Swift di Australia. (X @swiftposium)

Melansir dari BBC, ide Swiftposium lahir pada Juli 2023 lalu dalam bentuk tweet yang setengah candaan.

Namun, saat penyelenggara diam-diam mengumumkan akan menggelar acara ini beberapa bulan kemudian, simposium mengenai Taylor Swift menjadi viral secara global dalam semalam.

Bukan Somposium Fans Taylor Swift


-
Swiftposium, simposium tentang fenomena Taylor Swift. (X @swiftposium)

Salah satu pakar atau pengamat Tyalor Swift yang juga pembicara utama dalam Swiftposium, Dr Georgia Carroll dari The University of Sydney menegaskan bahwa forum ini juga melakukan kritik terhadap Taylor Swift.

"Kami melakukan kritik yang sah terhadap dirinya dan struktur kekuasaannya," ujar Carroll, melansir dari The Guardian

Carroll pun tak menyangka kegiatan semacam ini dapat terjadi.

"Banyak orang yang mempelajari selebritas berada di bidang studi media, tetapi saya di bidang sosiologi, di mana hal tersebut kurang lazim," kata Carol, melansir dari X@swiftposium.

Bahkan Carol sempat mendapat kritikan saat mempelajari Taylor Swift.

"Namun, sosiologi telah mempelajari penggemar olahraga selama 60 atau 70 tahun, jadi bagaimana seseorang yang mempelajari penggemar sepak bola bisa mengatakan pada saya bahwa saya tidak boleh mempelajari penggemar bintang pop?" paparnya.

"Teorinya sama persis, perilakunya sama persis. Ini adalah bias mereka terhadap kepentingan perempuan," lanjut Carroll.

Beda dengan Fanposium


Sehari sebelum Swiftposium khusus akademisi, para penggemar berkumpul di teater Capitol Melbourne untuk mengambil bagian dalam "Fanposium".

Universitas RMIT sebagai penyelenggara menyebutkan bahwa fanposium adalah konferensi ringan, presentasi dan panel.

Serta sesi tentang cara membuat suvenir gelang persahabatan yang ada di mana-mana di kalangan penggemarnya.

Swiftposium berlangsung seiring dengan konser Eras Tour pada 16 dan 18 Februari 2024 di Melbourne Cricket Ground (MCG).

Tercatat 96 ribu penonton menghadiri konser Taylor Swift tersebut.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ratih Nug

Tags

Terkini

Perayaan Natal 2025 Jessica Mila Antara Senang dan Sedih

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:40 WIB
X