Dengan adanya kuota impor lebih banyak dari tahun sebelumnya, Bahlil menyatakan bahwa sebenarnya pun tak terjadi kelangkaan.
Sebab, SPBU swasta juga telah diizinkan untuk membeli produk BBM dari Pertamina.
Opsi Tambahan Impor Lewat Pertamina
Sementara, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengungkapkan bahwa pemerintah telah menarik data terkait penjualan BBM di SPBU swasta.
"Minta data ke badan usaha swasta, berapa sih (penjualan) dan spesifikasi apa sih yang diinginkan, begitu dapat, kita kasih tau Pertamina” kata Laode Sulaiman kepada awak media di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat pada Rabu, 10 September 2025.
Baca Juga: Presiden Prabowo Lantik Farida Farichah Jadi Wakil Menteri Koperasi
Bahkan, koordinasi dengan Pertamina tak menutup kemungkinan jika ke depannya ada opsi impor lewat satu pintu.
"Kita tunggu data biar tahu apakah Pertaminanya butuh tambahan atau tidak. Kan gini, ada tambahannya dari SPBU swasta, kita tugaskan Pertamina satu pintu,” katanya.
“Kita minta datanya, begitu dapat data, kita kasih tau Pertamina, kata Pertamina, oh ternyata perlu tambahan, kami harus impor tambahan berarti ini,” lanjutnya.
Bantah Monopoli BBM dari Pertamina
Kekosongan yang dialami SPBU swasta dan saran untuk membeli BBM di Pertamina mencuatkan isu adanya monopoli yang dilakukan perusahaan negara itu.
Kabar tersebut langsung ditangkis oleh Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus) Aries Marsudiyanto.
Aries memastikan tak ada monopoli dan distribusi BBM berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Tidak ada monopoli, semuanya didistribusikan dengan sebaik-baiknya,” ucap Aries kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa,16 September 2025 saat menghadiri rapat bersama Presiden dan sejumlah menteri terkait masalah impor BBM untuk SPBU swasta.
Terkait masalah teknis di lapangan, dirinya tak memungkiri hal tersebut bisa saja terjadi dan diharapkan bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik.***