KONTEKS.CO.ID - Harga emas dunia mencatat kenaikan tipis, pada Kamis 10 Juli 2025, di tengah penguatan dolar AS (USD) dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Mengutip sejumlah pemberitaan situs berita ekonomi, Jumat 11 Juli 2025, harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi USD3.317,44 per ons. Sementara kontrak berjangka emas AS ditutup 0,1% lebih tinggi di angka USD3.325,7 per ons.
Penguatan kurs dolar AS sebesar 0,2% menjadi penahan laju lebih tajam harga emas.
Baca Juga: Latihan Keras Anthony Sinisuka Ginting Jelang Comeback di Japan Open 2025
Seperti diketahui, emas cenderung kehilangan daya tariknya saat dolar menguat karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.
"Kecuali jika terjadi eskalasi geopolitik yang besar, saya tidak melihat emas akan menembus di atas USD3.400. Dalam waktu dekat, saya rasa emas akan tetap berada dalam kisaran tertentu," ujar Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist RJO Futures.
Tarif Trump Terbaru Bikin Investor Lirik Emas
Faktor lain yang ikut mendorong pergerakan emas adalah kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump.
Pada Rabu lalu, Trump mengumumkan tarif baru sebesar 50% pada impor tembaga serta barang dari Brasil yang akan berlaku mulai 1 Agustus.
Langkah ini memicu kekhawatiran pasar dan mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai (safe haven). Menurut Paul Wong dari Sprott Asset Management:
"Emas semakin dilirik oleh negara-negara berkembang karena kualitasnya yang bebas dari campur tangan pihak ketiga, terutama di tengah dunia yang diliputi ketidakpastian geopolitik."
Selain emas, beberapa logam lainnya juga mencatatkan kenaikan:
- Perak spot naik 1,5% ke USD36,87 per ons
- Platinum naik 0,5% menjadi USD1.353,55