KONTEKS.CO.ID - Perusahaan energi asal Jepang, Inpex Corporation, tengah mempersiapkan perekrutan ribuan pekerja dari Indonesia untuk Proyek Abadi LNG senilai sekitar USD20 miliar (sekitar Rp326 triliun) yang berlokasi di Blok Masela, Maluku.
Proyek ini ditargetkan mengambil Final Investment Decision (FID) pada 2027 dan mulai produksi pada awal 2030-an.
Lapangan gas Abadi berada di lepas pantai Pulau Yamdena, Provinsi Maluku, sekitar 2.700 km dari Jakarta.
Konsorsium pimpinan Inpex ini dirancang untuk menghasilkan 9,5 juta ton LNG per tahun, plus 150 juta kaki kubik gas pipa dan 35.000 barel kondensat per hari.
Baca Juga: China Tertarik Investasi di Blok Masela Dengan Syarat Ini
Presiden direktur Inpex, Takayuki Ueda, menyatakan mereka berusaha mempercepat tahapan studi Front-End Engineering Design (FEED) dan telah memasuki fase pemilihan teknologi likuifaksi dan turbin gas.
Dia juga mengonfirmasi bahwa tingkat minat pembeli sudah melebihi kapasitas produksi yang ditargetkan.
SKK Migas dan Pemerintah Indonesia meminta percepatan timeline proyek agar produksi bisa dimulai pada 2029.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menegaskan target FID tahun depan dan produksi pada 2029 sesuai mandat Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Beasiswa INPEX untuk Mahasiswa Indonesia Telah Dibuka, Kuliah S2 di Jepang 2023/2024 Gratis
Proyek ini mengusung konsep Carbon Capture and Storage (CCS) dan pemerintah telah menyetujui pembiayaan komponen CCS melalui skema cost recovery PSC.
Dengan demikian, LNG Abadi menjadi salah satu proyek energi bersih terbesar di Asia Tenggara yang mendapat dukungan teknologi ramah lingkungan.
Inpex menguasai 65 persen saham di dalam proyek ini, sedangkan Pertamina dan Petronas masing-masing memegang 20 persen dan 15 persen setelah membeli saham Shell pada 2023.
Konsorsium ini juga telah memulai persiapan finansial, pemasaran, dan akuisisi lahan onshore sejak akhir 2023 .