KONTEKS.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator penting yang menggambarkan kondisi pasar saham Indonesia.
Pada pertengahan Maret 2025, IHSG mengalami penurunan signifikan hingga 6,12 persen, atau 395,86 poin, dan berada di level 6.076,08.
Penurunan ini tidak hanya mencerminkan ketidakstabilan pasar saham, tetapi juga dapat berdampak besar pada perekonomian Indonesia.
Termasuk terhadap kebijakan belanja dan pendapatan negara.
Dampak penurunan IHSG ini dapat merembet ke berbagai sektor dan berpengaruh pada prioritas pengeluaran negara.
Kalau penurunan ini berlanjut dalam waktu lama, berikut beberapa kemungkinan dampaknya terhadap negara, seperti dikutip dari artikel yang dimuat DJP Online:
Penurunan Pendapatan Negara
Jika penurunan IHSG terus berlanjut, pendapatan negara, khususnya yang berasal dari pajak perusahaan, berisiko menurun.
Banyak perusahaan besar yang terdaftar di bursa saham berkontribusi besar terhadap pendapatan pajak negara.
Ketika nilai saham mereka anjlok, potensi laba perusahaan ikut menurun, dan akhirnya memengaruhi penerimaan dari dividen dan pajak penghasilan.
Selain itu, pemerintah Indonesia yang sangat bergantung pada pajak dan dividen BUMN mungkin akan kesulitan menjaga stabilitas penerimaan negara.
Hal ini dapat berdampak pada keterbatasan anggaran untuk membiayai berbagai program belanja negara.
Terhambatnya Pembiayaan Proyek Infrastruktur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi sumber utama dalam mendanai proyek infrastruktur.
Namun, melemahnya IHSG dan ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan dapat membuat investor enggan berpartisipasi dalam proyek-proyek pembangunan.
Kondisi ini berpotensi menghambat banyak proyek infrastruktur yang mengandalkan investasi swasta melalui skema kemitraan publik-swasta (PPP).