KONTEKS.CO.ID – Pada awal perdagangan tanggal 10 Oktober 2023, kurs rupiah menunjukkan tanda-tanda penguatan tipis. Mata uang Garuda diperdagangkan di level Rp15.680 pagi ini.
Penguatan ini sebesar 12 poin atau 0,08 persen jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya, di mana rupiah ditutup melemah sebanyak 79,50 poin atau 0,51 persen ke level Rp15.692 pada Senin, 9 Oktober 2023.
1. Penguatan Rupiah Setelah Sinyal Dovish dari Pejabat The Fed
Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong, memproyeksikan bahwa rupiah akan menguat terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Penguatan ini sebagian besar disebabkan oleh koreksi laju dolar AS setelah adanya pernyataan dovish dari dua pejabat bank sentral AS, yaitu Federal Reserve (the Fed), mengenai suku bunga.
Dovish adalah istilah yang merujuk pada sikap atau kebijakan moneter yang cenderung lebih akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan mendukung suku bunga yang lebih rendah.
Meskipun demikian, Lukman Leong mengingatkan bahwa penguatan rupiah kemungkinan akan terbatas oleh ketegangan dalam konflik Israel-Hamas.
2. Ruang Pelemahan Rupiah Tetap Terbuka
Pengamat pasar keuangan lainnya, Ariston Tjendra, melihat bahwa potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih tertahan pada hari ini.
Pasar bereaksi terhadap pernyataan dua petinggi bank sentral AS, Philip Jefferson dan Lorie Logan, yang mengindikasikan kemungkinan tidak ada kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat.
Ekspektasi pasar terkait suku bunga AS yang akan tetap stabil hingga akhir tahun semakin meningkat, mencapai 74 persen menurut CME FedWatch Tool, dari sebelumnya 57 persen.
Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun mengalami penurunan. Dari sekitar 4,8 persen menjadi 4,6 persen.
Meskipun demikian, Ariston Tjendra juga mencatat bahwa peluang pelemahan rupiah masih terbuka. Hal itu terjadi jika data ekonomi AS, khususnya data inflasi yang rilis pada Rabu dan Kamis menunjukkan kenaikan inflasi yang menjauhi target 2 persen.
Selain itu, konflik di Timur Tengah juga berpotensi mendorong pelaku pasar kembali menuju aset aman dan memicu penguatan dolar AS.
3. Proyeksi Kurs Rupiah Hari Ini
Ariston Tjendra memproyeksi, rupiah berpotensi menguat menuju level Rp15.650, dengan potensi resisten sekitar Rp15.700 per dolar AS hari ini.
Sementara itu, Lukman Leong memproyeksikan bahwa rupiah dapat bergerak dalam kisaran Rp15.650 hingga Rp15.750 terhadap dolar AS pada hari ini.
Pergerakan kurs rupiah tetap menjadi perhatian penting bagi pelaku pasar dan masyarakat.
Faktor-faktor seperti kebijakan moneter AS, data ekonomi, dan geopolitik global dapat berdampak signifikan terhadap pergerakan mata uang Garuda.
Pelaku pasar dan pengguna mata uang rupiah diharapkan untuk terus memantau perkembangan ini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"