KONTEKS.CO.ID – Kopi Indonesia laris terserap pasar Jepang dalam pameran the 20th World Specialty Coffee Conference and Exhibition (WSCCE) di Tokyo Big Sight, Tokyo, 27–29 September 2023.
Pada kegiatan tahunan Asosiasi Specialty Coffee Jepang (Specialty Coffee Association Japan/SCAJ) ini, sebanyak 250 peserta dari negara-negara produsen kopi dunia ikut serta meramaikannya. Paviliun Indonesia bersaing ketat dengan negara produsen kopi kelas dunia lainnya. Antara lain, Nicaragua, Panama, Vietnam, Tanzania, dan El Salvador.
Tingginya minat warga Jepang menikmati kopi Tanah Air bisa terlihat dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pengembangan dan pembelian biji kopi untuk pemasaran di Jepang.
Misalnya, antara coffee shop (gerai kopi) Indonesia dengan pengusaha kopi Jepang. Masing-masing Indonesia House of Beans dengan Trunk Inc. (Nagoya), Payu Café dengan KPSU Solok Radjo, Trunk Coffee dengan Wanoja Coffee serta Kopikalyan dengan Rubath Wonosalam.
Masih Sedikit Mengisi Ceruk Pasar Jepang
Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, John Tjahjanto Boestami, saat meresmikan Paviliun Indonesia, memastikan keikutsertaan RI dalam pameran ini dapat lebih memperkuat promosi kopi Indonesia di Jepang.
Jepang, sebut dia, merupakan salah satu importir kopi terbesar di dunia dengan kebutuhan mencapai 400.000 ton per tahun. Tapi kopi Indonesia hanya dapat memenuhi sekitar 5% dari pangsa pasar di Jepang.
“Melalui pameran ini, Kopi Indonesia dapat semakin terkenal dan mengisi lebih banyak coffee shop di Jepang,” kata Wakil Duta Besar John Boestami. Ia mendampingi Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Tokyo, Sunan Jaya Rustam, Atase Perdagangan Merry Astrid Indriasari. Serta Atase Pertanian Muhammad Muharram Hidayat.
Turut hadir Deputi Gubernur BI Dony Primanto Juwono, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tokyo Hilman Tisnawan. Kemudian, Kepala ITPC Osaka Dicky Farabi dan perwakilan Asean Japan Center di Tokyo.
Dony Primanto Juwono, menjelaskan, BI berupaya mengembangkan produksi komoditas kopi untuk peningkatan ekspor melalui sinergi dengan instansi terkait.
Yasuo Suzuki, salah satu grader kopi pemilik Trunk Coffee di Nagoya, menjelaskan, kopi Indonesia memiliki kualitas single origin yang terbaik di antara produsen lainnya. Baaik untuk jenis arabika, robusta dan liberica.
Menurutnya biji kopi Indonesia jenis liberica merupakan varian terbaik di antara produsen biji kopi jenis liberica lainnya, seperti Vietnam dan Brazil.
11 Gerai Kopi Indonesia Ramaikan SCAJ 2023
Paviliun Indonesia pada SCAJ 2023 ini merupakan kolaborasi antara KBRI Tokyo, Bank Indonesia Tokyo, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Osaka, bekerja sama dengan Indonesia House of Beans untuk penyajian coffee tasting.
Paviliun Indonesia menampilkan 11 (sebelas) pelaku usaha/eksportir kopi. Yaitu, dari Sumatera Barat (Kopi Solok Radjo jenis kopi Arabika), Jawa Barat (Kopi Wanoja), Bali (Kopi Arabika Bali), Aceh (Kopi Putra Gayo).
Lalu Jawa Timur (Kopi Wonosalam jenis Robusta dan Liberica) dan Sumatera Selatan (Kopi Beskabean jenis Arabika).
Selain itu juga tertampilkan salah satu varian biji kopi Tanah Air yang menjadi primadona di Jepang. Yakni, jenis Liberica atau “Excelsa Natural” asal Jombang. Pecinta kopi Jepang memyukainya karena mengandung Low Caffeine dan cita rasa sesuai dengan mereka.
Mayoritas pengunjung yang umumnya warga Jepang nampak antusias memadati Pavilion Indonesia mencicipi suguhan ragam jenis yang tersaji.
“Indonesia punya banyak sekali ragam jenis kopi. Saya sangat menikmati kopi yang disajikan,” ungkap Hachiro, salah seorang pengunjung. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"