Dunia

Korea Utara Mobilisasi 800.000 Tentara Sukarela untuk Serang AS


KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Korea Utara membuka pendaftaran pasukan massal sebagai tanggapan atas latihan militer antara AS dan Korea Selatan. Hasilnya, 800.000 orang sukarelawan siap perang.

“Sekitar 800.000 pelajar dan pekerja –digambarkan sebagai garda depan pemuda Korea Utara– telah maju sekaligus bergabung dalam perang untuk mempertahankan Tanah Air dan perang untuk menghancurkan musuh,” klaim Rondong Sinmum, media negara setempat, dilansir NK News, dilansir Sabtu, 18 Maret 2023.

Menurut laporan NK News, para relawan muda menanggapi tindakan provokatif oleh AS dan Korea Selatan. Tindakan kedua negara disebut dalam laporan surat kabar sebagai “imperialis AS dan boneka pengkhianat” yang bertekad menghancurkan kemerdekaan dan hak hidup Korea Utara.

BACA JUGA:   Dahsyatnya Perlawanan Pangeran Antasari dalam Perang Banjar

“Relawan pemuda bertekad untuk tanpa ampun memusnahkan fanatik perang yang melakukan upaya terakhir untuk menghapus Tanah Air sosialis kita,” tulis Rondong Sinmum.

“Sementara usia mereka yang dilaporkan mendaftar tidak diumumkan, semua pria di Korut harus bertugas di militer setidaknya selama 10 tahun dan wanita setidaknya selama tiga tahun karena sistem wajib militer negara tersebut,” lapor NK News.

Pendaftaran massal pada hari Jumat terjadi sehari setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17. Menurut Pyongyang, rudal telah menempuh jarak sekitar 1.000 km (620 mil) sebelum mendarat secara akurat di lokasi yang telah ditentukan sebelumnya di Laut Timur Korea, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

BACA JUGA:   Makna Diplomasi, Contoh Kasus Keberhasilan dan Kegagalan

Korut mengatakan, pihaknya meluncurkan Hwasong-17 sebagai tanggapan atas latihan militer “provokatif dan agresif” yang sedang berlangsung antara AS dan Korea Selatan.

Pyongyang menganggap latihan bersama itu sebagai latihan Washington dan Seoul untuk invasi ke Korea Utara.

Pasukan Korea Selatan dan AS memulai 11 hari latihan militer bersama, yang dijuluki “Freedom Shield 23”, pada hari Senin.

Peluncuran ICBM Hwasong pada hari Kamis berlangsung hanya beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan terbang ke Tokyo untuk pertemuan puncak dengan PM Jepang yang berfokus pada kerja sama melawan ancaman militer yang ditimbulkan oleh Korea Utara.

KTT Tokyo antara Yoon Suk-yeol dan Fumio Kishida adalah kunjungan pertama ke Jepang oleh Presiden Korea Selatan dalam 12 tahun terakhir. Kunjungan tersebut dilakukan di tengah jumlah peluncuran rudal balistik dan uji coba senjata lainnya yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Korea Utara selama beberapa bulan terakhir.

BACA JUGA:   AS Akhirnya Tembak Jatuh Balon Udara Mata-mata China


Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"

Author

  • Iqbal Marsya

    Saya sudah lama bekerja sebagai wartawan. Awalnya di tahun 1999 bekerja di RRI Pro2 Jakarta, lalu melompat ke radio lokal. Tak lama, bergabung hampir 16 tahun dengan KORAN SINDO/SINDOnews. Kemudian ke kilat.com, indopos online, dan sekarang di KONTEKS.CO.ID

Berita Lainnya

Muat lagi Loading...Tidak ada lagi