KONTEKS.CO.ID – Utang Israel terus meningkat sejak pecahnya perang dengan Hamas pada tahun lalu.
Laporan dari Kementerian Keuangan Israel mengungkapkan, pada 2023, Israel menambah utang sebesar 160 miliar shekel (setara dengan USD43 miliar atau sekitar Rp696,6 triliun).
Setengah dari total utang tersebut, sekitar 81 miliar shekel, terkumpul sejak dimulainya perang dengan Hamas pada Oktober tahun lalu.
Melansir dari Reuters, Minggu 21 April 2024, Akuntan Jenderal Yali Rotenberg mengatakan, tahun 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Israel.
Tantangan tersebut berupa peningkatan tajam dalam kebutuhan pembiayaan. Israel harus menyesuaikan taktik dan strategi dalam rencana peningkatan utang pemerintah.
Meskipun banyak ketidakpastian dan tantangan, Israel mampu meningkatkan utangnya di pasar lokal dan global, bahkan selama masa perang.
Peningkatan terjadi dalam volume yang signifikan dan dengan rasio cakupan yang sangat tinggi.
Hal ini menunjukkan tingginya aksesibilitas Israel terhadap pasar dan merupakan bukti dari kekuatan ekonominya.
Total utang Israel pada tahun 2023 mencapai 62,1% dari produk domestik bruto (PDB), naik dari 60,5% pada tahun 2022.
Lonjakan ini terpicu peningkatan belanja perang dan kemungkinan akan mencapai 67% pada tahun 2024.
Meskipun Moody’s menurunkan peringkat kredit negara Israel untuk pertama kalinya pada bulan Februari, Israel berhasil mengumpulkan rekor penjualan obligasi internasional pertama senilai USD8 miliar bulan lalu.
Permintaan yang sangat tinggi untuk obligasi tersebut menunjukkan kepercayaan investor, meskipun kondisi tersebut terjadi setelah penurunan peringkat kredit.
Pada tahun 2023, pemerintah Israel berhasil mengumpulkan sekitar 116 miliar shekel, atau 72% dari total dana di dalam negeri.
Sekitar 25% dipinjamkan ke luar negeri, sementara sisanya merupakan utang dalam negeri yang tidak dapat diperdagangkan.
Utang publik Israel tumbuh sebesar 8,7% tahun lalu menjadi 1,13 triliun shekel, sebagian besar karena pengaruh inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"