KONTEKS.CO.ID – Pembakaran Alquran Swedia adalah ulah Rasmus Paludan, politikus Swedia berdarah Denmark-Swedia.
Pembakaran Alquran di tanah Eropa adalah aksi Rasmus Paludan yang kesekian kalinya. Aksinya memancing kesabaran umat Islam ini dilakukannya pertama kali pada 2019.
Pria kelahiran 2 Januari 1982 itu adalah seorang pengacara dan ekstrimis sayap kanan. Dia adalah pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs (“Jalan Lurus” atau “Garis Keras”) yang didirikan pada 2017.
Paludan menyerukan agar warga negara asing yang terusir dan tidak mau kembali melakukan perjalanan kembali ke negaranya ditempatkan di kamp-kamp penahanan di Greenland Timur Laut, yang merupakan pulau milik Denmark.
Pada Juni 2020, Paludan menggelar demonstrasi di Aarhus, Denmark, ketika seorang pria berusia 52 tahun mengeluarkan pisau, memasuki area yang ditutup. Pembawa pisau berlari menuju Paludan.
Situs islamabadpost melaporkan, polisi melepaskan tembakan peringatan tapi penyerang tidak meletakkan senjatanya. Kemudian polisi terpaksa melepaskan tembakan dan melukai kaki penyerang.
Setelah itu, terjadi kerusuhan di daerah tersebut. Polisi terkena kembang api dan lemparan batu oleh penyerang lain di daerah Gellerup di Aarhus.
Pada April 2019, Paludan menggelar demonstrasi di Viborg, Denmark, yang berujung ricuh dengan hadirnya sekitar 100 pengunjuk rasa kontra. Tiga orang ditangkap.
Kemudian di Juni 2019, seorang warga Suriah berusia 24 tahun di Denmark dijatuhi hukuman 60 hari penjara karena melempar batu ke Paludan. Pelaku juga akan dideportasi setelah menjalani hukuman penjara, dan dilarang kembali ke Denmark selama enam tahun.
Paludan sempat dilarang memasuki Swedia selama dua tahun lantaran berencana membakar Alquran di negara tersebut. Namun pada Oktober lalu diberikan kewarganegaraan Swedia karena kewarganegaraan ayahnya.
Rekam Jejak Pembakaran Alquran Swedia
Tahun 2019 adalah aksi pertamanya membakar kitab suci Alquran. Saat itu politikus bahkan membungkus salinan Kitab Suci umat Islan itu dengan daging asap.
Kemudian dia membakarnya dan melemparnya ke udara.
Dia kembali menginjak harga diri umat Islam pada September 2020. Paludan membakar Alquran di Rinkeby, di selatan Kota Malmo, Swedia.
Pada April 2022, Paludan kembali mengorganisasi dan mengumumkan sejumlah demonstrasi di kota-kota besar Swedia.
Fatalnya, aksi pembakaran Alquran terjadi di wilayah mayoritas Muslim di Swedia, termasuk di wilayah Linkoping.
Lalu Paludan membakar Kitab Suci di depan Masjid Raslatt di Kota Jonkoping, Swedia pada Mei 2022. Tak ayal dia didatangi jamaah masjid dan membuatnya kabur menggunakan mobil.
Demikian profil dari Rasmus Paludan, pembakar Alquan Swedia. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"