KONTEKS.CO.ID – Hilang 200 tahun, janda hitam alias black widow yang merupakan spesies laba-laba tiba-tiba terlihat di Gironde, barat daya Prancis. Padahal biasanya ditemukan di sekitar Mediterania dan di Corsica.
Hilang 200 tahun, ini merupakan penampilan mereka yang pertama pada abad ini. Meski bentuknya menakutkan, namun racun mereka tidak fatal bagi manusia. Jadi bila digigit pun tidak menimbulkan resiko kematian.
Hilang 200 tahun, laba-laba janda hitam termasuk spesies arakhnida dalam genus Latrodectus yang dikenal dengan penampilan betinanya yang unik dan mencolok serta kecenderungan mereka untuk memakan pasangan jantannya. Mereka adalah laba-laba paling berbisa di Amerika Utara, meski, sekali lagi, gigitan mereka jarang berakibat fatal bagi manusia.
Buat orang-orang yang takut laba-laba sebaiknya tidak berjalan-jalan di sisi Gironde akhir-akhir ini. “Laba-laba itu mungkin telah ada di sana selama dua abad tetapi belum ada yang melihatnya karena populasi ini hidup di belakang tumbuhan di bukit pasir”, jelas Christian Géry, anggota masyarakat Linnean di Bordeaux, yang menemukan spesies ini di Gironde.
Gigitannya tidak fatal
“Gigitan laba-laba janda hitam melepaskan racun saraf yang melumpuhkan otot mangsanya. Bagi manusia, racunnya juga beracun, bisa melumpuhkan anggota tubuh selama beberapa minggu. Namun racun yang dikeluarkan tidak cukup untuk membunuh manusia,” jelas Christian Géry dikutip Actu.fr dan ditulis Sputnik.
Berbagai fakta yang melibatkan arakhnida semacam ini sering menjadi berita utama. Pada 2019, seorang janda hitam misalnya meninggalkan lubang di lengan seorang warga Inggris, setelah menyengatnya.
Spesies laba-laba janda hitam lainnya ada di seluruh dunia, seperti laba-laba janda Australia yang terkenal, yang dikenal karena kanibalisme seksualnya. Dalam varietas ini, betina memangsa jantan setelah kawin. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"