KONTEKS.CO.ID – Sebuah operasi patroli gabungan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong berhasil mengungkapkan praktik penyelundupan beras dan minyak goreng.
Ada ratusan kilogram beras dan minyak yang mereka temukan di perlintasan tidak resmi alias jalur tikus perbatasan Indonesia-Malaysia, Rabu 3 April 2024.
Tim patroli, dengan pimpinan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean, memulai pencarian penyelidikan dengan menyusuri jalur tikus yang terkenal sebagai rute penyelundupan utama.
Saat melintasi area perlintasan yang tidak resmi, mereka menemukan sejumlah tumpukan plastik dan tas yang baru saja ditinggalkan.
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, isi dari tas dan kantong plastik tersebut terbukti sebagai beras yang berasal dari Malaysia.
Ketika kembali melintasi jalur yang sama, tim menemukan dua kardus yang tersembunyi di semak-semak. Setelah dibuka, kardus-kardus tersebut ternyata berisi minyak goreng dengan label ‘Minyak Masak’.
Sahat menganggap penemuan ini sebagai indikasi komoditas tersebut sengaja ditinggalkan untuk diambil oleh pihak lain.
Menurutnya, situasi semacam ini tidak boleh diabaikan, karena dapat menjadi celah bagi aksi bioterorisme yang mengancam keamanan nasional.
“Kegiatan semacam ini harus kita hindari, karena dapat membuka pintu bagi ancaman bioterorisme. Oleh karena itu, kerjasama yang solid sangat penting,” ungkap Sahat dalam keterangan resminya pada Kamis, 4 April 2024.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Barat, Amdali Adhitama, juga menyoroti masalah jalur tikus di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Dia menggarisbawahi risiko masuknya hama penyakit melalui barang selundupan sangat tinggi.
Untuk mengatasi tantangan ini, pihaknya terus berupaya untuk melibatkan semua pihak terkait dalam memahami dan mendukung tugas karantina.
“Komoditas yang ada akan diproses sesuai dengan Undang-Undang Karantina, dan kami akan terus bekerja sama untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang,” tambahnya.
Selain itu, Baratin mencatat, berdasar informasi dari Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP RI, ada setidaknya 54 jalur tikus di wilayah Kalimantan Barat.
Jalur ini tersebar di Kabupaten Sambas, Bengkayang, dan Sanggau.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"