KONTEKS.CO.ID – Israel bunuh Jenderal Iran. Serangan udara Israel menewaskan Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan tertinggi Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
Demikian laporan Reuters, mengutip sumber keamanan di Lebanon, Selasa 2 April 2024.
Mohammed Reza Zahedi, komandan tertinggi Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Iran untuk Lebanon dan Suriah terbunuh dalam serangan udara pada hari Senin 1 April 2024. “Ia tewas bersama letnannya dan sekitar lima perwira lainnya,” kata IRGC malam itu, mengutip Jpost.
Zahedi adalah orang Iran dengan peringkat tertinggi yang terbunuh sejak perang saat ini dimulai. Bahkan lebih tinggi dari Sayyed Reza Mousavi, yang terbunuh pada bulan Desember lalu, menurut laporan The Jerusalem Post.
Wartawan Reuters di lokasi kejadian di distrik Mezzeh di Damaskus melihat pekerja darurat memanjat puing-puing bangunan yang hancur di dalam kompleks diplomatik, berdekatan dengan gedung utama kedutaan.
Kendaraan darurat terparkir di luar. Sebuah bendera Iran terlihat tergantung di tiang di depan puing-puing.
Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri Suriah terlihat di lokasi kejadian. Laporan awal menunjukkan setidaknya enam orang tewas dalam serangan tersebut.
Serangan menargetkan gedung yang berdekatan dengan konsulat Iran, yang dilaporkan digunakan sebagai pusat komando militer IRGC.
Media Pemerintah Suriah mengatakan, sedikitnya enam orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Laporan-laporan ini belum terverifikasi.
Selain tanggung jawabnya yang luas terhadap perbatasan Israel, Zahedi adalah lawan bicara tingkat tertinggi Teheran dengan Hizbullah.
Israel Bunuh Jenderal Iran Pemasok Roket Hamas
Tewasnya Zahedi dapat terlihat sebagai pukulan terhadap pengelolaan serangan roket kelompok Lebanon terhadap Israel.
Pers Iran melaporkan, Zahedi sedang bertemu dengan para pemimpin Jihad Islam Palestina pada saat serangan terjadi. Namun laporan ini tidak dapat terverifikasi secara independen.
Zahedi memimpin Unit 18000 Pasukan Quds, yang antara lain bertanggung jawab atas penyelundupan amunisi dan senjata presisi ke Lebanon.
Dia juga pernah memimpin Angkatan Udara IRGC dan Divisi Imam Hussein di masa lalu. Israel telah lama menargetkan instalasi militer Iran dan proksinya di Suriah.
Mereka meningkatkan serangan tersebut bersamaan dengan kampanyenya melawan kelompok Hamas Palestina yang mendapat dukungan Iran di masa lalu.
Menlu Iran dan kedutaan besarnya di Lebanon menanggapi serangan itu sebagai pelanggaran terhadap semua konvensi internasional.
Kedutaan Besar Iran di Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Pesawat F-35 menembakkan enam rudal ke konsulat Iran di Damaskus.”
Duta Besar Iran untuk Suriah Hossein Akbari, mengatakan, setidaknya lima orang tewas dalam serangan itu. Ia pun mengancam bahwa tanggapan Teheran akan “keras”.
Kedutaan Besar Iran di Lebanon menyatakan, agresi biadab Israel merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, norma diplomatik, dan persyaratan Konvensi Wina.
Dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Suriah pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, Teheran menganggap Israel bertanggung jawab atas konsekuensi serangan tersebut. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"