KONTEKS.CO.ID – Presiden Dewan Eropa, Charles Michel mengatakan, Eropa harus memperkuat pertahahan dan mengubah perekonomiannya menjadi menjadi ‘mode ekonomi perang’.
Hal ini untuk menghadapi ancaman perang dunia ketiga yang muncul dari Rusia.
Saran ini muncul dalam opini Michel yang tayang di surat kabar Eropa dan situs web Euractiv, Senin, 18 Maret 2024.
“Eropa perlu mengambil tanggung jawab atas keamanannya sendiri dan tidak terlalu bergantung pada dukungan negara-negara seperti Amerika,” katanya.
Michel akan memimpin pertemuan para pemimpin UE pada hari Kamis, 21 Maret 2024 untuk membahas dukungan bagi Ukraina.
Dia menambahkan, jika Eropa tidak mendapatkan respons yang tepat dari UE dan tidak memberikan dukungan yang cukup kepada Ukraina untuk menghentikan Rusia, maka target selanjutnya yakni negara-negara Barat.
“Oleh karena itu, kita harus siap bertahan dan beralih ke mode ‘ekonomi perang’. Jika kita menginginkan perdamaian, kita harus bersiap menghadapi perang,” kata Michel.
Dalam opininya tersebut, dia mengatakan meskipun Eropa telah membuat kemajuan sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, termasuk dengan meningkatkan kapasitas produksi militer sebesar 50 persen, namun masih banyak yang dibutuhkan.
Ditambah lagi, selama beberapa dekade, Eropa belum melakukan investasi yang cukup dalam bidang keamanan dan pertahanan.
Michel pun mendesak negara-negara UE untuk memastikan Ukraina menerima apa yang mereka butuhkannya di medan perang.
Salah satunya dengan membelanjakan uang UE untuk peralatan militer.
Selain itu juga menggunakan keuntungan tak terduga dari aset-aset Rusia yang tidak dapat bergerak untuk membeli senjata bagi Ukraina.
Ia mendesak negara-negara untuk memfasilitasi investasi di bidang pertahanan, termasuk dengan mempertimbangkan perubahan mandat lembaga pemberi pinjaman UE, Bank Investasi Eropa, agar dapat mendukung industri pertahanan Eropa.
Sebagai informasi, negara-negara UE pada hari Senin menyetujui perjanjian untuk meningkatkan dukungan mereka terhadap angkatan bersenjata Ukraina sebesar USD5,4 miliar.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"