KONTEKS.CO.ID – Korea Selatan dan Amerika Serikat segera menggelar latihan militer tahunan bersama pekan depan.
Latihan militer musim semi ini akan berfokus pada pencegahan potensi penggunaan senjata nuklir oleh Korea Utara.
Para pejabat pada Rabu, 28 Februari 2024 mengatakan, latihan yang bertajuk ‘Freedom Shield’ terjadwalkan pada 4-14 Maret.
Latihan ini akan menjadi yang pertama sejak Pyongyang membatalkan pakta militer antar-Korea pada November 2018.
“Latihan tersebut akan berlangsung ‘sulit dan realistis’, dan didasarkan pada skenario yang mencerminkan pembelajaran dari konflik baru-baru ini,” kata pejabat militer kedua negara dalam sebuah pengarahan.
Juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Kolonel Lee Sung-jun mengatakan, akan ada 48 putaran pelatihan lapangan gabungan.
Latihan melibatkan serangan udara. Selain ituu juga melibatkan pasukan dari kedua belah pihak dengan jumlah dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
“Latihan terutama dirancang untuk menetralisir ancaman nuklir Korea Utara, termasuk dengan ‘mengidentifikasi dan menyerang’ rudal jelajah yang menurut Pyongyang dapat membawa hulu ledak nuklir,” kata Lee.
Dia menambahkan, kedua negara bersama-sama mengembangkan konsep operasi balasan terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
“Hal ini akan diterapkan untuk menghalangi dan mencegah penggunaan nuklir mereka lebih lanjut,” kata Lee.
Nantinya, skenario serangan nuklir akan diintegrasikan ke dalam latihan musim panas.
Kolonel Isaac Taylor dari Pasukan AS di Korea, mengatakan aset strategis Amerika kemungkinan akan dikerahkan ke semenanjung sejalan dengan praktik di masa lalu.
Sebagai informasi, Korea Utara terus menguji rudal dan sistem senjata lain serta mengembangkan kemampuan nuklirnya.
Korea Utara menuduh sekutunya memicu ketegangan dengan latihan militer. Pyongyang juga memenyebut latihan militer itu sebagai latihan perang nuklir.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"