KONTEKS.CO.ID – Seseorang yang kemungkinan besar merupakan pemimpin geng kriminal di Rio de Janeiro, Brasil tewas di restoran tepi pantai. Dia tewas dalam posisi terduduk.
Sérgio Rodrigues da Costa Silva (44) terlihat mati tertembak pada Minggu, 21 Januari 2024.
Polisi militer Rio segera tiba di lokasi kejadian dan menutup daerah tersebut untuk penyelidikan.
Laporan media lokal mengidentifikasi Silva sebagai kepala kelompok kejahatan terorganisir yang terkenal sebagai milisi.
Pembunuhan ini mengingatkan kejadian serupa di sebuah restoran tepi pantai beberapa bulan lalu.
Saat itu orang-orang bersenjata membunuh tiga dokter dan melukai dokter keempat dalam serangan ala geng.
Hal ini diyakini secara luas sebagai kasus kesalahan identitas. Para pembunuh bayaran mempercayai salah satu dokter tersebut adalah pemimpin milisi.
Milisi di Brasil
Milisi di Brasil berbeda dari geng penyelundup narkoba, yang juga menguasai wilayah penting di Rio.
Kelompok ini muncul pada tahun 1990an. Awalnya milisi ini terdiri atas mantan petugas polisi, petugas pemadam kebakaran dan tentara yang ingin memerangi pelanggaran hukum di lingkungan mereka.
Mereka menuntut warga untuk mendapatkan perlindungan dan layanan lainnya.
Baru-baru ini, mereka justru terlibat dalam perdagangan narkoba, serta kegiatan kriminal lainnya.
Lebih dari 10 persen dari 12 juta penduduk di wilayah metropolitan Rio tinggal di wilayah penguasaan milisi.
Data itu berdasarkan sebuah studi pada tahun 2022 yang dilakukan oleh lembaga nirlaba Fogo Cruzado dan kelompok penelitian yang berfokus pada keamanan di Universitas Federal Fluminense.
Mereka menguasai seperempat lingkungan di kota Rio, yang mencakup lebih dari separuh wilayah kota tersebut.
Pada bulan Desember, salah satu pemimpin tertinggi milisi di Rio menyerah setelah bernegosiasi dengan pihak berwenang setempat.
Luiz Antônio da Silva Braga, lebih terkenal sebagai Zinho, telah menerima 12 surat perintah penangkapan terhadapnya.
Gubernur Castro menyebut Zinho sebagai ‘musuh nomor satu Rio’ dan memuji pasukan polisi atas penangkapannya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"