KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 30 anggota DPR dari sayap kiri Partai Demokrat di Kongres menandatangani surat permintaan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) memulai negosiasi dengan Rusia untuk penyelesaian krisis Ukraina.
Kelompok Liberal partai Demokrat ini mencatat bahwa dampak bencana dari krisis di Ukraina menyebar jauh melampaui perbatasan negara termiskin di Eropa ini. Harga makanan dan gas terus meningkat di AS, apalagi lonjakan harga gandum, pupuk dan bahan bakar yang telah berkontribusi pada kekurangan pangan global. Demikian dilaporkan The Washington Post sebagaimana dilansir Pravda.
Koordinator Komunikasi Strategis di Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengkonfirmasi surat tersebut. Ia mencatat, bagaimanapun negosiasi tidak mungkin karena Kiev belum siap untuk itu.
“Presiden Ukraina Zelensky tidak percaya bahwa sekarang adalah waktu untuk bernegosiasi dengan Putin. Kami menghormati pendapat itu,” kata penasihat Biden ini.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price juga mengatakan bahwa terserah pada Ukraina untuk memutuskan bagaimana bernegosiasi dengan Rusia. AS akan terus membantu Kyiv di medan perang sehingga Ukraina lebih kuat di meja perundingan, katanya, seraya menambahkan bahwa Washington tidak melihat tanda-tanda kesiapan Rusia untuk bekerja menuju diplomasi dan dialog.
Sebelumnya, Biden mengkonfirmasi bahwa dia berbagi posisi G7 – “Tidak ada apa-apa tentang Ukraina tanpa Ukraina itu sendiri.” Menurutnya, dia tidak akan membahas kelanjutan kehadiran Rusia di Ukraina.
Baca juga:
Macron: AS Perlu Negosiasi dengan Rusia Sekarang
Mantan Presiden Perancis: Uni Eropa Menari di Tepi Gunung Berapi dengan Ukraina
Moskow: Kami Terbuka untuk Akhiri Krisis Ukraina
Pada tanggal 6 Oktober, Mikhail Podolyak, penasihat kepala kantor Presiden Ukraina, mengeluh bahwa “penjaga perdamaian” mencoba “memutuskan nasib Ukraina” tanpa meminta pendapat Kiev. Dia menyebut inisiatif semacam itu “fantasi yang tidak mungkin” dan mengatakan bahwa diskusi semacam itu tidak sepadan dengan waktu, karena “Ukraina tidak akan pernah membiarkannya menjadi kenyataan.”
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"