KONTEKS.CO.ID – Polisi Nepal menahan 10 orang yang diduga menjadi pelaku penyelundupan manusia untuk dikirim perang ke Rusia.
Pemerintah Nepal secara khusus juga meminta Rusia untuk tidak merekrut warganya menjadi tentara Moskow.
Kepala Kepolisian Distrik Kathmandu, Bhupendra Khatri, pada Rabu, 6 Desember 2023 mengatakan, para pelaku memikat korbannya yang pengangguran dengan iming-iming visa perjalanan asal memberikan sejumlah uang.
Para korban lantas dikirim ke perekrutan ilegal untuk menjadi tentara Rusia.
“Kami sedang berdiskusi dengan pengacara pemerintah mengenai kasus ini dan akan membawa mereka ke pengadilan,” kata Khatri seperti dilansir dari Reuters.
Dia menambahkan, para tahanan secara ilegal membebankan biaya hingga USD 9.000 kepada setiap orang.
Mereka lantas dikirim ke Rusia dengan visa kunjungan (turis) melalui UEA.
Nepal, yang terletak di antara China dan India, telah meminta Rusia, yang menginvasi negara tetangga Ukraina pada Februari 2022 untuk memberikan kompensasi kepada keluarga warga Nepal yang terbunuh.
Tentara Nepal, yang disebut Gurkha, dikenal karena keberanian dan keterampilan bertarung mereka.
Gurkha telah bertugas di militer Inggris dan India setelah kemerdekaannya pada tahun 1947 berdasarkan perjanjian antara ketiga negara.
Namun, Nepal tidak ada perjanjian seperti itu dengan Rusia.
Jutaan warga Nepal bekerja pada pekerjaan sipil terutama sebagai buruh di industri dan lokasi konstruksi – di Korea Selatan, Malaysia, dan Timur Tengah.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"