KONTEKS.CO.ID – Seruan Netanyahu mundur tersuarakan oleh pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid. Ia telah mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mundur “segera”.
Seruan Netanyahu mundur di tengah pemboman tanpa pandang korban yang Israel lakukan terhadap Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lapid menyerukan mosi tidak percaya di parlemen yang akan memungkinkan pembentukan pemerintahan baru yang terpimpin oleh perdana menteri lain.
“Netanyahu harus segera pergi… Kita butuh perubahan, Netanyahu tidak bisa tetap menjadi perdana menteri,” kata Lapid dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Israel, melansir Al Jazeera, Kamis 16 November 2023.
Lapid menuduh Netanyahu dan aparat keamanan di bawah kepemimpinannya melakukan “kegagalan yang tidak dapat terampuni”. Sebab mereka tidak bisa mencegah serangan 7 Oktober.
“Kami tidak bisa membiarkan diri kami melakukan kampanye jangka panjang di bawah perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan masyarakat,” katanya.
Empat hari setelah serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, Netanyahu dan pemimpin oposisi lainnya, Benny Gantz, mengumumkan perjanjian untuk membentuk “pemerintahan darurat” selama perang berlangsung. Namun Lapid menolak untuk bergabung.
Partai Likud Jawab Seruan Netanyahu Mundur
Ini adalah pertama kalinya Lapid menyerukan Netanyahu untuk mundur dengan mengatakan situasinya tidak memerlukan pemilihan umum lebih awal. Melainkan partai-partai tersebut harus memilih rekonstruksi nasional dengan perdana menteri lain dari Partai Likud yang mendukung Netanyahu.
Dalam sebuah pernyataan yang di-posting ke Telegram, Partai Likud segera menolak seruan tersebut. Mereka mengatakan bahwa proposal semacam itu di “masa perang” adalah “memalukan”.
Lebih dari 11.500 warga Palestina telah terbunuh sejak Israel mulai membombardir daerah kantong yang terkepung pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan serangan mendadak yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan lebih dari 200 orang.
Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi pada hari Rabu yang menyerukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Jalur Gaza. Ini untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan evakuasi medis.
Koridor di seluruh Jalur Gaza selama beberapa hari guna melindungi warga sipil, khususnya anak-anak, dan meminta pembebasan tanpa syarat terhadap tawanan yang tertahan di Gaza. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"