KONTEKS.CO.ID – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet keamanannya pada Kamis 4 Juli untuk bahas proposal terbaru dari Hamas.
Rabu lalu Hamas juga mengatakan bahwa pihaknya baru saja menyampaikan gagasan baru kepada mediator Qatar, Mesir, dan Turkiye.
Gagasan tersebut memuat cara mereka untuk mencapai gencatan senjata, terutama dalam perangnya dengan Israel di Gaza dan kesepakatan pertukaran tawanan.
Perkembangan ini terjadi ketika Israel menyerang bagian selatan Khan Younis, kota terbesar kedua di Gaza.
Israel memerintahkan sekitar 250.000 warga Palestina untuk melarikan diri, menewaskan tujuh orang dalam serangan udara di dekat rumah sakit.
Sebagaimana melansir dari Al Jazeera, jumlah korban tewas di Gaza mendekati 38.000 jiwa dan kondisi penduduknya yang semakin buruk setiap hari.
Baik Israel maupun Hamas berada di bawah tekanan internasional yang semakin besar untuk mencapai gencatan senjata.
Bahkan yang terbaru berdasarkan rencana yang didukung PBB dan digariskan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Mei lalu.
Namun, penafsiran yang saling bertentangan dalam perjanjian tersebut telah membuat perundingan terhenti.
Perdana Menteri Netanyahu telah berulang kali mempertanyakan perjanjian tersebut, dan berjanji untuk tidak mengakhiri perang sampai Hamas “dibasmi”.
Sedangkan Hamas, yang telah menyetujui kerangka perjanjian tersebut, menginginkan komitmen untuk mengakhiri perang selamanya.
Hamas mengatakan pihaknya kembali berkomunikasi dengan para pejabat dari Qatar, Mesir dan Turkiye agar perjanjian segera mencapai kata sepakat.
“Kami bertukar pikiran dengan saudara-saudara mediator dengan tujuan menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina,” ucap Hamas.
Kantor Netanyahu dan badan intelijen Mossad juga sudah mengonfirmasi pendekatan baru ini.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"