KONTEKS.CO.ID – RS Al-Shifa tanpa listrik setelah generator atau genset terakhirnya mati kehabisan BBM. Sementara kondisi RS terkepung oleh pasukan Israel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyuarakan keprihatinannya setelah kehilangan komunikasi dengan kontaknya di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza pada hari Minggu 12 November 2023. RS ini masih berada di bawah pengepungan Israel.
Mereka khawatir akan keselamatan bayi prematur yang memerlukan alat bantu hidup, ratusan pasien yang sakit dan terluka, serta petugas kesehatan yang mendedikasikan hidupnya di sana.
Organisasi kesehatan tersebut percaya bahwa kontak-kontak ini mungkin telah bergabung dengan puluhan ribu pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara.
“WHO telah kehilangan komunikasi dengan kontaknya di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara. Ketika laporan mengerikan mengenai rumah sakit yang menghadapi serangan berulang terus bermunculan, kami berasumsi kontak kami bergabung dengan puluhan ribu pengungsi dan meninggalkan daerah tersebut,” kata Kantor Regional untuk Mediterania Timur di X.
Seorang pejabat kesehatan mengatakan serangan udara Israel menghancurkan bangsal jantung rumah sakit Al-Shifa.
“Penjajah (Israel) menghancurkan seluruh bagian jantung rumah sakit Al-Shifa… Bangunan dua lantai telah hancur total dalam serangan udara,” kata Youssef Abu Rish, Wakil Menteri Kesehatan kepada AFP.
Ada Ribuan Orang Terjebak di RS
Kementerian Kesehatan mengatakan masih ada 1.500 pasien di RS Al-Shifa, 1.500 tenaga medis, dan antara 15.000 hingga 20.000 orang yang mencari perlindungan.
Ribuan orang telah meninggalkan Shifa dan rumah sakit lain yang terserang. Namun dokter mengatakan tidak mungkin semua orang bisa keluar.
“Situasi putus asa yang tak tertahankan di Shifa harus dihentikan sekarang,” desak Direktur Jenderal Komite Internasional Palang Merah, Robert Mardini.
13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di Khan Younis, kata pejabat kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas pada hari Minggu.
.@WHO has lost communication with its contacts in Al-Shifa Hospital in northern Gaza. As horrifying reports of the hospital facing repeated attacks continue to emerge, we assume our contacts joined tens of thousands of displaced people and are fleeing the area. ⬇️ pic.twitter.com/SouW2W3cad
— WHO Regional Office for the Eastern Mediterranean (@WHOEMRO) November 12, 2023
Beberapa orang juga tewas dan terluka dalam serangan terhadap fasilitas PBB di Kota Gaza, tempat ratusan warga Palestina mengungsi untuk menghindari perang, kata PBB.
“Penembakan tersebut dilaporkan mengakibatkan sejumlah besar kematian dan cedera,” kata Program Pembangunan PBB dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu malam.
Israel Menggempur RS Al-Shifa
Serangan Israel menghantam Kota Gaza semalam hingga Minggu ketika pasukan darat memerangi militan Hamas di dekat rumah sakit terbesar di wilayah itu. Ribuan petugas medis, pasien, dan pengungsi terjebak tanpa listrik dan pasokan yang berkurang di sini.
Dalam pidato yang tersiarkan televisi pada hari Sabtu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata kecuali jika hal tersebut mencakup pembebasan 239 sandera yang Hamas tangkap pada 7 Oktober. Ia mengatakan Israel mengerahkan kekuatan penuh dalam pertempuran tersebut.
Israel mendapat tekanan internasional yang meningkat, bahkan dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat, ketika perang memasuki minggu keenam. Pertemuan 57 negara yang terdiri dari para pemimpin Muslim dan Arab di Arab Saudi pada hari Sabtu menyerukan agar perang terakhiri.
Di Kota Gaza, warga melaporkan adanya serangan udara besar-besaran dan penembakan semalaman, termasuk di daerah sekitar Rumah Sakit Shifa. Israel, tanpa bukti, menuduh Hamas menyembunyikan pos komando di dalam dan di bawah kompleks rumah sakit. Tuduhan tersebut juga sudah Hamas dan staf rumah sakit bantah.
“Kami bermalam dengan panik menunggu kedatangan mereka,” kata Ahmed al-Boursh, seorang warga yang berlindung di rumah sakit. “Mereka ada di luar, tidak jauh dari gerbang.”
Generator terakhir rumah sakit kehabisan bahan bakar pada hari Sabtu. Ini menyebabkan kematian seorang bayi prematur. Lalu seorang anak lainnya di inkubator dan empat pasien lainnya, menurut laporan kementerian kesehatan.
“Peralatan medis berhenti. Pasien, terutama yang berada dalam perawatan intensif, mulai meninggal,” kata Direktur RS Mohammed Abu Selmia. Ia melakukan sambungan telepon di tengah suara tembakan dan ledakan.
Dia mengatakan pasukan Israel “menembak siapa pun di luar atau di dalam rumah sakit” dan mencegah pergerakan antargedung. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"