KONTEKS.CO.ID – Paus Fransiskus mengimbau untuk mempercepat pengamanan koridor kemanusiaan di Gaza yang terkepung. Wilayah yang telah terbombardir secara besar-besaran oleh Israel sejak Sabtu 7 Oktober 2023.
Berbicara pada Angelus di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu 15 Oktober 2023, Paus Fransiskus mendesak agar adanya penghormatan terhadap hak-hak kemanusiaan, terutama di Gaza. Di mana jaminan koridor kemanusiaan untuk membantu seluruh penduduk adalah hal yang mendesak dan perlu.
“Di Gaza ada kebutuhan mendesak untuk menjamin koridor kemanusiaan dan menyelamatkan seluruh penduduk,” kata Paus Fransiskus dalam pidato Angelus, melansir Anadolu.
Pernyataannya merujuk pada Jalur Gaza yang sedang dilanda konflik. Di sana, Israel telah memutus aliran air, listrik, bantuan kemanusiaan, dan juga tidak memperbolehkan warga untuk keluar.
Paus Fransiskus Desak Israel-Palestina Menahan Diri
Pemimpin tertinggi umat Katolik ini juga mendesak Israel dan Palestina untuk menghentikan kekerasan dan menumpahkan “darah orang-orang yang tidak bersalah”.
Paus juga memperbarui seruannya untuk pembebasan sandera yang disandera dalam konflik tersebut, dan menambahkan: “Saya dengan tegas meminta agar anak-anak, orang lanjut usia, perempuan dan semua warga sipil tidak menjadi korban konflik,” desaknya.
“Tolong jangan menumpahkan darah orang yang tidak bersalah lagi, baik di Tanah Suci, di Ukraina, atau di mana pun! Cukup! Perang selalu merupakan kekalahan, selalu!” kata Fransiskus.
Sejak konflik termulai pada 7 Oktober 2023, kedua belah pihak yang terlibat konflik mengecam pertumpahan darah warga sipil, anak di bawah umur, dan nonkombatan.
Paus Fransiskus juga mengundang semua umat beriman untuk bergabung dengan gereja pada hari Selasa untuk Hari Doa dan Puasa.
Akhir pekan lalu, ketika ketegangan di Timur Tengah meningkat secara dramatis, pasukan Israel melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza. Ini sebagai respons terhadap serangan militer oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah Israel.
Konflik terpicu ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa melawan Israel, sebuah serangan mendadak multi-cabang termasuk rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Serta meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Respons Israel telah meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza. Ini semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang mengalami pengepungan melumpuhkan sejak 2007.
Mereka juga memerintahkan lebih dari 1 juta warga Gaza di jalur utara untuk mengungsi ke jalur selatan. Waktu yang terberikan hanya dalam waktu 24 jam. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"