KONTEKS.CO.ID – Malaysia dan India melayangkan protes terkait peta baru China 2023 yang mengklaim wilayah India dan wilayah maritim Malaysia di dekat Pulau Kalimantan.
Hal ini memperburuk ketegangan antara China dan India, yang telah terlibat dalam kebuntuan militer selama tiga tahun di sepanjang perbatasan kedua negara.
Pemilihan waktu protes merupakan hal yang penting, karena Presiden China Xi Jinping rencananya akan menghadiri pertemuan puncak tersebut.
“Kami menolak klaim tersebut karena tidak memiliki dasar. Langkah China seperti itu hanya mempersulit penyelesaian masalah perbatasan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi, melansir AP, Kamis 31 Agustus 2023.
Malaysia juga menegaskan teritorialnya yang diklaim Beijing. Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan menolak “klaim sepihak” China. Mereka menambahkan, peta tersebut “tidak mengikat” bagi negara tersebut.
Mereka juga menyerukan agar konflik tertangani dengan cara damai dan rasional melalui dialog dan negosiasi.
India pada hari Selasa secara resmi mengajukan keberatan melalui saluran diplomatik dengan pihak China mengenai apa yang disebut “peta standar” 2023. Peta itu mencaplok wilayah India.
Kontroversi Peta Baru China 2023
Versi peta China baru 2023 terbit pada hari Senin di situs web Kementerian Sumber Daya Alam setempat. Peta dengan jelas menunjukkan Arunachal Pradesh dan Dataran Tinggi Doklam. Wilayah ini menjadi sengketa kedua belah pihak. T
ermasuk dalam perbatasan, bersama dengan Aksai Chin di bagian barat yang dikuasai China tetapi India masih mengklaim.
“Kami sangat jelas apa wilayah kami. Tidak ada keraguan tentang hal itu. Hanya membuat klaim yang tidak masuk akal saja tidak menjadikan wilayah orang lain sebagai milik Anda,” protes Menl India, Jaishankar Subhramanyam, .
China baru-baru ini menolak untuk menghapuskan visa pada paspor pejabat negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut India. Bahkan mereka menggunakan sertifikat yang terjepit, yang menyiratkan klaim Beijing atas wilayah tersebut.
Mereka juga menolak mengakui kedaulatan India atas bagian Kashmir yang mereka kuasai dan menolak mengirim delegasi ke pertemuan G20 di sana pada bulan Mei.
Pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi secara informal berbicara dengan Presiden China Xi di sela-sela KTT BRICS di Johannesburg. Dia menyoroti kekhawatiran New Delhi mengenai masalah perbatasan mereka yang belum terselesaikan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"