KONTEKS.CO.ID – Subsidi BBM Nigeria pada tahun ini mencapai USD 9,6 miliar, akibatnya defisit anggaran negara akan melebar menjadi 4,78% pada tahun depan. Presiden Nigeria Muhammad Buhari dalam pidato penyampaian anggaran tahunan pada Jumat 7 Oktober 2022 mengatakan tidak dapat lagi melanjutkan kebijakan subsidi bahan bakar (BBM).
Namun tampaknya pemerintah tidak berani mencabut subsidi karena akan menimbulkan protes dan hal tersebut akan dimanfaatkan kelompok oposisi. Pemerintahan Nigeria tidak begitu dipercaya oleh rakyat mengingat budaya korupsi yang begitu akut. Pada Februari 2023 Nigeria akan menyelenggarakan pemilihan presiden, dan hal tersebut akan merugikan Bukhari dan partai penguasa.
Saat ini Nigeria harus memotong pengeluaran negara yang akan naik menjadi 20,51 triliun naira (USD 47,4 miliar) tahun depan, naik 18,4% dari tahun ini. Adapun defisit anggaran akan dibiayai melalui pinjaman baru sebesar 8,8 triliun naira serta 206,2 miliar naira dari privatisasi perusahaan negara.
Jika dirupiahkan, anggaran yang dikucurkan untuk menjaga agar harga jual bahan bakar minyak (BBM) tetap rendah tersebut sekitar Rp18,28 triliun, yang dihabiskan hanya dalam satu bulan saja. Imbasnya, kenaikan biaya subsidi pada akhirnya membuat biaya pengeluaran total membengkak menjadi 2,568 triliun Naira.
Nigeria menghabiskan lebih banyak uang untuk pembayaran utang daripada pendidikan dan kesehatan. Sedangkan ekonomi diproyeksikan tumbuh 3,7% tahun depan, naik dari 3,55% tahun ini. Sementara inflasi tahunan diperkirakan tetap dalam dua digit, rata-rata 17,16%.
Masalah fiskal Nigeria telah memburuk dikarenakan produksi minyak yang rendah akibat pencurian minyak mentah karena ledakan harga. Sebelumnya Nigeria National Petroleum Corp (NNPC) merilis data rata-rata pasokan minyak yang hilang akibat pencurian mencapai 200.000 barel per hari. Diduga tokoh gereja dan masjid setempat berada di balik pencurian tersebut. Bahkan 95 persen minyak Nigeria yang diproduksi di Terminal Bonny telah habis dicuri.
NNPC turut melaporkan  petugas keamanan menemukan hampir 36 juta liter minyak mentah dan sekitar 22 juta liter solar. Para petugas juga telah menemukan beberapa bensin dan minyak tanah. Pertamina nya Nigeria ini telah menghabiskan biaya subsidi bahan bakar sebesar 525,714 miliar Naira, atau setara dengan USD1,22 miliar pada Agustus 2022 lalu.
Perusahaan pelat merah ini tidak menyetorkan dividen pada negara karena labanya sebagian besar habis untuk subsidi dan dikorupsi. Tagihan pada bulan Agustus lalu naik dibandingkan bulan Juli sekitar 448,782 Naira.
Kenaikan biaya subsidi bensin harian naik menjadi 71,8 juta liter, atau 10 persen dari bulan Juli, demikian yang disampaikan regulator Nigerian Midstream and Downstream Petroleum Regulatory Authority. Jika mengikuti acuan kuota negara OPEC yang sebesar 1,8 juta barel per hari, produksi Nigeria masih jauh dibawanya, yakni sekitar 1,18 juta barel per hari. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"