KONTEKS.CO.ID - YouTube resmi memperkenalkan dua fitur baru di Indonesia yang dirancang khusus untuk membantu menjaga kesehatan mental dan membentuk kebiasaan digital yang lebih sehat di kalangan remaja.
Dua fitur tersebut adalah Mental Health Shelf dan Shorts Daily Time Limit, yang sebelumnya telah dirilis secara global pada Oktober lalu.
Dengan jumlah remaja Indonesia yang aktif menggunakan YouTube setiap hari, kedua fitur ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman, informatif, dan suportif.
Baca Juga: Intip Kecanggihan Huawei Mate X7, Ponsel Layar Lipat Terbaru dengan Teknologi Kekinian
Fitur Mental Health Shelf merupakan area khusus di YouTube yang otomatis muncul ketika pengguna mencari topik sensitif seputar kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, perundungan, hingga trauma.
Alih-alih memberikan konten emosional yang berpotensi memperburuk kondisi mental, YouTube menghadirkan rangkaian video dari sumber tepercaya yang diberi label "From health sources" atau "Dari sumber informasi kesehatan".
Konten-konten ini dikurasi bersama berbagai organisasi kesehatan mental profesional, termasuk Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Menurut Global Head of Health YouTube, Dr. Garth Graham, fitur ini dihadirkan agar remaja mendapatkan informasi yang benar, akurat, dan tidak menyesatkan ketika mencari bantuan atau penjelasan mengenai masalah mental mereka.
YouTube juga meluncurkan Shorts Daily Time Limit, fitur yang memungkinkan pengguna mengatur batas waktu harian untuk menonton video Shorts.
Ketika batas waktu tercapai, YouTube akan menampilkan peringatan dan menghentikan akses ke feed Shorts untuk hari tersebut.
Fitur ini merupakan bentuk intervensi kecil yang dinilai bisa membantu remaja belajar mengatur waktu layar (screen time) dan tidak terjebak konsumsi konten berlebihan.
Pengaturan batas waktu ini bisa diakses melalui menu Settings > Time Management > Shorts Feed Limit.
Country Head YouTube Indonesia, Suwandi Widjaja, menegaskan bahwa kedua fitur ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang YouTube untuk menciptakan platform yang lebih aman bagi remaja.