KONTEKS.CO.ID – Gerhana Bulan total diprakirakan akan terjadi pada 8 November 2022. Terkait gerhana ini, ada fakta menarik yang diungkap Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU).
Dalam diskusi bertajuk Observatorium & Astronomi ke-22 Sabtu kemarin, 5 Neovember 2022, menghadirkan Rinto Anugraha, dosen senior Fisika FMIPA UGM, mengungkapkan, bahwa dalam satu tahun kalender yakni 1 Januari hingga 31 Desember bisa terjadi hingga lima kali gerhana Matahari.
‘Seperti yang terjadi pada tahun 1805, 1935, dan diprediksi akan terjadi lagi pada tahun 2206,” sebutnya dilansir laman PP Muhammadiyah.
Selain itu, sambung dia, dalam setahun kalender, bisa terjadi hingga tiga kali gerhana Bulan total. Ini pernah terjadi pada 1982.
Rinto menambahkan, jumlah gerhana Matahari paling sedikit dalam setahun adalah dua kali. Kedua-duanya dapat berupa gerhana Matahari parsial, sebagaimana pada tahun 1996 dan 2004.
“Jumlah gerhana bulan paling sedikit dalam setahun adalah dua buah. Keduanya dapat berupa gerhana penumbra, sebagaimana pada tahun 1966 dan 2016,” tambahnya.
Rinto meluruskan bahwa apa yang dimaksud dengan jumlah gerhana, baik gerhana Matahari maupun Bulan adalah gerhana yang terjadi di Bumi secara keseluruhan. Bukan hanya pada satu daerah tertentu di Bumi.
“Beberapa fakta menarik seputar gerhana, jumlah gerhana paling sedikit dalam setahun empat buah yaitu 2 solar dan 2 lunar, jumlah gerhana paling banyak dalam setahun 7 buah, dalam setahun maksimal terdapat lima kali gerhana matahari dan Dalam setahun maksimal terdapat lima kali gerhana bulan,” pungkas Rinto. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"