KONTEKS.CO.ID - Gempa Maluku magnitudo 7,9 memicu alarm tsunami di Indonesia. Saking besarnya gempa, otoritas Survei Geologi AS (USGS) dan Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) menangkap guncangan tersebut.
Gempa bermagnitudo 7,9 yang terjadi pada Selasa pagi pukul 00.47 pagi WIB telah menyebabkan ahli seismologi mengeluarkan perintah evakuasi.
Berpusat di Laut Banda, gempa tersebut terjadi sekitarĀ 368 kilometer timur laut Timor Leste. Tetapi guncangan selama empat menit dapat dirasakan hingga Darwin di Australia, menurut penduduk setempat.
Situs express.co.uk melaporkan, BMKG menempatkan magnitudo awal pada 7,9, sedangkan Survei Geologi AS (USGS) menempatkannya lebih rendah yakni 7,6. Itu melanda sekitar 95 kilometer di bawah dasar laut, yang relatif dalam.
Rincian kerusakan atau korban jiwa akibat gempa tersebut belum diketahui. BMKG telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk pulau-pulau terdekat, mendesak warga untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Sementara negara-negara lain di kawasan itu belum mengeluarkan peringatan tsunami.
Pusat Peringatan Tsunami Australia Bersama mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa tidak ada ancaman tsunami ke daratan, pulau atau wilayah Australia.
Gempa terjadi hanya sehari setelah AS mengeluarkan peringatan tsunami untuk Vanuatu menyusul gempa berkekuatan 7,2 di Samudera Pasifik Selatan. Pembaruan selanjutnya memperkirakan bahwa gelombang antara 0,3 dan 1 meter akan menghantam beberapa pantai di negara itu.
Indonesia dan Vanuatu berada pada apa yang disebut 'Cincin Api Pasifik', busur garis patahan yang mengelilingi Cekungan Pasifik yang rawan gempa bumi yang sering dan besar.
Pada tahun 2004, gempa berkekuatan 9,1 melanda dekat pantai barat Sumatera pada bulan Desember 2004, menyebabkan tsunami besar yang melanda negara-negara di Pasifik, menewaskan sedikitnya 227.898 orang.
Pusat gempa berada 30 kilometer di bawah dasar laut dan sekitar 250 kilometer selatan barat daya Banda Aceh. Itu adalah salah satu gempa bumi terkuat yang pernah tercatat. ***