KONTEKS.CO.ID – Sejumlah pejabat kesehatan AS mengakui cacar monyet mungkin tidak akan hilang dalam waktu dekat.
“Penyebaran penyakit ini melambat, tapi virusnya sangat luas sehingga eliminasi tidak mungkin terjadi,” kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, disitat Nature.com, Rabu (5/10).
Kesimpulan itu ada dalam laporan CDC baru-baru ini dan dipublikasikan oleh Marc Lipsitch, Direktur Sains di pusat perkiraan penyakit badan tersebut.
Lipsitch ragu-ragu untuk mengatakan bahwa cacar monyet akan tetap ada di sini. Tetapi dia mengatakan, itu akan menjadi ancaman yang berkelanjutan selama beberapa tahun ke depan.
“Cacar monyet ada di banyak lokasi geografis di dalam negeri, serta di negara lain. Tidak ada jalan yang jelas dalam pikiran kami untuk menyelesaikan eliminasi di dalam negeri,” ucap Lipsitch.
Virus ini terutama menyebar di antara pria gay dan biseksual, meskipun pejabat kesehatan terus menekankan bahwa siapa pun dapat terinfeksi. Sangat penting bahwa orang yang berisiko mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran dan upaya vaksinasi terus berlanjut.
Laporan CDC berisi beberapa kabar baik. Di antaranya, wabah di AS tampaknya telah mencapai puncaknya pada awal Agustus.
Jumlah rata-rata kasus harian yang dilaporkan -kurang dari 150- adalah sekitar sepertiga dari apa yang dilaporkan di pertengahan musim panas lalu. Para pejabat memperkirakan penurunan akan berlanjut setidaknya selama beberapa pekan ke depan.
Lipsitch mengaitkan kabar baik dengan peningkatan vaksinasi, perilaku hati-hati oleh orang-orang yang berisiko, dan kekebalan yang diturunkan dari infeksi pada populasi berisiko tertinggi.
dr Tom Inglesby, Direktur Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, setuju bahwa kecil kemungkinan penyebaran cacar monyet akan berhenti di AS dalam waktu dekat. Hanya dia mengatakan, pemusnahannya masih mungkin dalam jangka panjang.
“Jika penularan domestik dihentikan, infeksi masih dapat berlanjut jika orang tertular virus saat bepergian ke luar negeri,” ujarnya.
Monkeypox endemik di beberapa bagian Afrika, di mana orang telah terinfeksi melalui gigitan hewan pengerat atau hewan kecil. Tetapi cacar monyet tidak dianggap sebagai penyakit yang menyebar dengan mudah di antara orang-orang hingga Mei ketika infeksi muncul di Eropa dan AS.
“Meskipun kasus telah menurun, proporsi kasus baru yang memiliki informasi tentang kontak seksual baru-baru ini juga turun,” kata para pejabat.
“Itu menyebabkan titik buta yang berkembang tentang bagaimana virus dapat menyebar,” pungkas Lipsitch. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"