Sejak akhir November, Save the Children telah melakukan respons kemanusiaan di wilayah terdampak.
Baca Juga: Ini Tanggapan Lisa Mariana Soal Atalia Gugat Cerai Ridwan Kamil
Di Aceh, melalui mitra lokal Yayasan Geutanyoe, berbagai bantuan telah disalurkan, mulai perlengkapan darurat, bahan pangan, kasur, hingga obat-obatan.
Selain itu, ruang ramah anak juga didirikan untuk membantu pemulihan psikososial anak-anak.
“Save the Children telah merespons di wilayah terdampak sejak akhir November,” ujarnya.
“Di Aceh, melalui Yayasan Geutanyoe sebagai mitra lokal, kami menyediakan paket darurat, bantuan pangan, kasur, dan obat-obatan, serta mendirikan ruang ramah anak untuk dukungan psikososial agar anak-anak dapat bertahan secara mental.”
“Kegiatan seperti menggambar, menari, bernyanyi, dan bermain membantu mereka kembali merasakan suasana normal.”
Bencana ini juga berdampak besar terhadap sektor pendidikan.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, BNI Kian Mantapkan Transformasi dan Tata Kelola Hadapi 2026
Sekitar seperempat juta siswa mengalami gangguan pendidikan akibat banjir dan longsor.
Anak-anak di wilayah terdampak tercatat tidak bersekolah selama dua pekan terakhir, sementara ratusan bangunan sekolah mengalami kerusakan.
Direktur Yayasan Geutanyoe, Al Fadhil, mengatakan akses menuju wilayah terpencil masih menjadi kendala utama, terutama di Aceh Tengah, Aceh Utara, dan Bener Meriah.
“Satu-satunya akses yang memungkinkan selain berjalan kaki berjam-jam adalah melalui jalur udara,” ujarnya.