KONTEKS.CO.ID - Pengeboran telah dimulai untuk proyek perluasan Unit 2 berkapasitas 80 MW di lapangan produksi panas bumi Muara Laboh, Sumatra, Indonesia, yang ditargetkan rampung pada akhir 2027.
PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) secara resmi memulai operasi pengeboran untuk proyek ekspansi tersebut yang berlokasi di Sumatra Barat.
Rencananya, akan dilakukan pengeboran enam hingga delapan sumur produksi dan reinjeksi, sementara pembangunan pembangkit listrik Unit 2 ditargetkan selesai sebelum akhir 2027.
Baca Juga: Luhut Ungkap Beban Utang Whoosh Masih Berat: Saya Terima Sudah Busuk
Dengan kapasitas terpasang sebesar 85 MW, Unit 1 Muara Laboh telah beroperasi sejak Desember 2019.
Rencana ekspansi proyek ini menunjukkan kemajuan signifikan sejak awal 2025, dimulai penandatanganan perjanjian jual beli listrik (PPA) yang diperbarui dengan PT PLN untuk Unit 2 dan 3, perolehan pinjaman senilai USD 92 juta dari Asian Development Bank (ADB), serta penandatanganan kontrak dengan kontraktor EPC dan pemasok peralatan pembangkit listrik.
PT SEML menetapkan total investasi sekitar USD 490 juta untuk proyek ekspansi ini.
Baca Juga: Filipina Selidiki Asal Bubuk Seng Terkontaminasi Radioaktif yang Berdampak di Indonesia
Perusahaan tersebut merupakan usaha patungan antara PT Supreme Energy, Sumitomo Corporation, dan INPEX Corporation.
“Listrik yang dihasilkan akan disalurkan oleh PT PLN melalui jaringan Sumatra untuk meningkatkan bauran energi dari sumber terbarukan serta memperkuat pasokan listrik di wilayah tersebut, bagi sekitar 435.000 rumah tangga,” demikian pernyataan resmi PT SEML.
Direktur Utama PT SEML Nisriyanto menambahkan proyek ini akan memberikan kontribusi berupa royalti dan kegiatan usaha produksi.
Baca Juga: Fajar Alfian dan Shohibul Fikri Ungkap Kunci Lolos ke Semifinal Denmark Open 2025
Dengan begitu turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain itu, proyek tersebut akan menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 1.500 pekerja selama masa konstruksi.