KONTEKS.CO.ID - Freeport-McMoRan untuk sementara menghentikan operasi di tambang Grasberg, Papua Tengah, setelah insiden aliran material basah menutup sebagian jalur akses tambang bawah tanah.
Kejadian itu terjadi pada Senin 8 September 2025 malam waktu setempat, di salah satu dari lima blok produksi tambang Grasberg Block Cave.
Perusahaan menegaskan tujuh pekerja yang terjebak akibat insiden tersebut sudah terlacak keberadaannya dan diyakini dalam kondisi selamat.
Saat ini tim penyelamat bekerja intensif untuk membersihkan area terdampak agar evakuasi bisa dilakukan secara cepat dan aman.
“Lokasi ketujuh pekerja sudah diketahui. Fokus utama kami adalah memastikan keselamatan mereka,” kata Freeport dalam pernyataan resminya, dikutip dari Reuters.
Grasberg merupakan salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia dengan cadangan melimpah.
Baca Juga: Mohamad Haidar Puji Suporter Indonesia, Sesalkan Keributan di Laga
Tambang ini dikelola PT Freeport Indonesia (anak usaha Freeport-McMoRan) bersama pemerintah Indonesia melalui holding BUMN tambang MIND ID yang memiliki 51% saham.
Selain menjadi penopang produksi mineral strategis Indonesia, Grasberg juga memberikan kontribusi signifikan pada ekspor tembaga nasional.
Menurut data Kementerian ESDM, produksi konsentrat tembaga Freeport mencapai sekitar 1,6 juta ton pada 2024, dengan sebagian besar diekspor ke Jepang, China, dan Korea Selatan.
Di sisi hilirisasi, Freeport saat ini tengah membangun smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur.
Proyek ini diperkirakan menelan biaya lebih dari USD3 miliar atau Rp49,44 triliun.