KONTEKS.CO.ID - Industri pariwisata Sulawesi Selatan segera memiliki moda transportasi baru yang unik.
Ini setelah Maskapai Starwisata Air menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mengoperasikan seaplane atau pesawat amfibi yang dapat lepas landas dan mendarat di air.
Penandatanganan MoU berlangsung di Makassar dengan dihadiri Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi, Gubernur Sulsel, serta jajaran pejabat daerah, baru-baru ini.
Baca Juga: Moda Transportasi Baru, Menhub Andalkan Pesawat Amfibi untuk Konektivitas Antar-Pulau
Acara tersebut sekaligus menandai dimulainya pembangunan water aerodrome di kawasan Taman Andalan Center Point of Indonesia (CPI).
Starwisata Air akan mengoperasikan Cessna Caravan 208, pesawat amfibi berkapasitas kecil yang sebelumnya hanya digunakan resort-resort eksklusif.
Kali ini, layanan tersebut akan dibuka untuk wisatawan umum sehingga menjadi yang pertama di Indonesia.
Baca Juga: Spesifikasi Modern Kapal Angkut LCU: Armada Andalan untuk Operasi Amfibi TNI AL
Menurut Sekdaprov Sulsel, Jufri Rahman, keberadaan seaplane akan mempermudah akses menuju destinasi unggulan seperti Taman Nasional Takabonerate di Kepulauan Selayar.
Takabonerate dikenal sebagai atol terindah ketiga di dunia.
Atol adalah pulau karang berbentuk lingkaran (biasanya di tengahnya terdapat danau atau laguna). Bisa juga karang koral yang berbentuk lingkaran (gelang) atau ladam kuda, atau pulau kecil berbentuk gelang yang terjadi karena puncak suatu bukit karang menonjol di atas muka laut.
Baca Juga: Kendaraan Tempur Amfibi Terguling, Marinir AS Tewas dan 14 Lainnya Luka
“Selain untuk pariwisata, pesawat amfibi ini juga bisa digunakan untuk kebutuhan darurat medis antarpulau,” ujarnya.
Inisiatif ini sejalan dengan rencana nasional Kementerian Perhubungan yang tengah mengkaji pengoperasian seaplane dan taksi air di sejumlah destinasi wisata utama, termasuk Bali, Labuan Bajo, dan Sumba.