KONTEKS.CO.ID – Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas atau wedhus gembel pada Senin, 4 Maret 2024 sore hari sebanyak 6 kali.
Muntahan wedhus gembel Gunung Merapi terpantau terjadi sejak pukul 16:22 WIB hingga 18:37 WIB.
Mengutip informasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), saat memuntahkan wedhus gembel visual Gunung Merapi sedang berkabut.
BPPTKG menyebutkan, 6 peristiwa awan panas yang terjadi hingga sore tercatat meluncur menuju Barat Daya dengan arah angin ke Timur.
BPPTKG pun mengimbau masyarakat menjauhi daerah berbahaya berdasarkan rekomendasi.
“Masyarakat diimbau menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” tulis akun Instagram @bpptkg pada Senin, 4 Maret 2024.
Runtutan Luncuran Wedhus Gembel
1. Awan panas atau wedhus gembel pertama terjadi pada pukul 16:22 WIB dengan amplitudo maksimum 47 mm. Terjadi dalam durasi 119,24 detik dan estimasi jarak luncur maksimal 1.200 meter.
2. Awan panas kedua meluncur pada pukul 16:24 WIB dengan amplitudo maksimum 48 mm. Terjadi dalam durasi 159,16 detik dan estimasi jarak luncur maksimal 1.600 meter.
3. Awan panas ketiga tercatat pada pukul 16:27 WIB dengan amplitudo maksimum 40 mm. Terjadi dalam durasi 115,44 detik dan estimasi jarak luncur maksimal 1.200 meter.
4. Awan panas kedua terjadi pada pukul 16:29 WIB dengan amplitudo maksimum 41 mm. Terjadi dalam durasi 124,08 detik dan estimasi jarak luncur maksimal 1.400 meter.
5. Awan panas kelima tercatat pada pukul 16:32 WIB dengan amplitudo maksimum 41 mm. Terjadi dalam durasi 232,48 detik dan estimasi jarak luncur maksimal 2.300 meter.
6. Awan panas terakhir tercatat pada pukul 18:37 WIB dengan amplitudo maksimum 35 mm. Terjadi dalam durasi 149,8 detik dan estimasi jarak luncur maksimal 1.500 meter.
Rekomendasi PVMBG
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, hingga Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Lalu, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km serta Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif bisa menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang bisa memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
4. Masyarakat diimbau mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
5. Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
6. Apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"