KONTEKS.CO.ID – Video ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Solo Raya (Sodara) menggeruduk Balai Kota Surakarta, Kamis 8 Februari 2024.
Dalam video, Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Solo Raya membawa spanduk dengan tulisan “Rezim Pengkhianat Rakyat”, “bansos diobral dimana-mana, dimana arti sebuah negara hingga “demokrasi telah diperkosa”.
Video massa aksi Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Solo Raya juga melakukan long march dari Benteng Vastenburg Solo menuju depan Balai Kota Surakarta.
Dalam video, terdengar teriakan dari massa aksi. “Bakar, bakar, bakar,” teriaknya.
Para demonstran mengenakan pakaian serba hitam dan mengeritik aksi di depan Balai Kota Solo, pada Selasa, 6 Februari 2024 lalu.
Saat itu, Cawapres sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
“Itu bukan mahasiswa. Kalau mahasiswa kok tidak ada koordinasi. Itu massa bayaran, kalau kami bukan masa bayaran,” teriak orator aksi.
Aliansi Mahasiswa Geruduk Balai Kota Solo#demomahasiswa #mahasiswabergerak #balaikotasolo #gibran #mahasiswa #solo pic.twitter.com/lhzQyf0xb4
— Warga Konteks (@kontekscoid) February 8, 2024
Koordinator Aksi, Fierdha Abdullah Ali mengatakanyang mengikuti aksi kali ini adalah elemen mahasiswa. Mereka juga menggandeng seluruh elemen masyarakat.
Protes Pakta Integritas Mahasiswa dengan Gibran
Menurut Ali, pihaknya menyayangkan aksi yang di depan Balai Kota Solo dua hari lalu oleh massa yang mengatasnamakan mahasiswa Soloraya.
Ali menyebut, aksi tersebut hanyalah gimmick lantaran adanya pakta integritas dengan Gibran.
“Kalau demonstrasi pasti dilakukan kepada orang yang sudah menduduki jabatan tertentu. sehingga tidak masuk akal ketika demonstrasi ada penandatanganan (pakta) integritas yang sejatinya isinya adalah visi misi yang diusung dan ada kesepakatan yang mendukung,” jelas Ali.
Hal itu, lanjut Ali, adalah langkah yang akan merusak gerakan mahasiswa.
Ali juga menegaskan, aksi kali ini independen dan terafiliasi dengan salah satu paslon dalam Pilpres 2024.
Dia mengatakan, kepentingan mahasiswa adalah mengawal demokrasi Indonesia berjalan damai.
Sehingga menghasilkan pemerintah yang adil bersih mampu mewujudkan Indonesia adil dan makmur.
Pihaknya, lanjut Ali, tetap mengawal demokrasi sesuai dengan amanah reformasi.
“Jikalau dari mahasiswa diklaim di salah satu paslon itu adalah hal yang tidak masuk akal. Itu akan merusak moral generasi muda,” ujarnya.
“Generasi muda adalah objektif, tidak memandang seseorang berdasarkan gimmick atau framing di media, kami melihat sepak terjang dari pemerintahan,” pungkasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"