KONTEKS.CO.ID – Masyarakat di sekitar Gunung Api Karangetang diminta mewaspadai meletusnya atau awan panas guguran.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Yudia P Tatipang mengatakan, guguran awan panas dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Karena itu kami mengajak masyarakat tetap waspada,” ujar Yudia soal awan panas guguran Gunung Api Karangetan, menukil Antara pada Senin 22 Mei 2023.
Kata Yudia, kewaspadaan penting dilakukan lantaran berpotensi mengancam keselamatan jiwa warga yang tinggal di lereng gunung serta sungai yang berhulu dari puncak kawah.
“Penumpukan material vulkanik bila runtuh dapat menyebabkan terjadinya awan panas guguran, itu yang harus diwaspadai,” ujarnya.
Dari pengamatan pukul 00.00 WITA-06.00 WITA terekam, 59 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 8-30 milimeter dengan durasi 52-113 detik, dua kali gempa vulkanik dalam amplitudo lima sampai 10 milimeter, S-P : 0.52-0.62 detik selama 8-10 detik.
“Gempa guguran masih tinggi,” ucapnya.
Secara visual, gunung tanpa kabut dengan asap kawah tidak teramati, sedangkan bunyi guguran lava terdengar lemah hingga kuat.
“Saat ini status Gunung Karangetang masih siaga level III,” ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan kembali status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dari waspada level II ke siaga level III.
Di bulan sebelumnya, PVMBG menurunkan status Gunung Karangetang dari siaga ke waspada pada 26 April 2023 pukul 16.00 WITA.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"