KONTEKS.CO.ID - Striker Wolves asal Korea Selatan, Hwang Hee-chan, angkat bicara sejak Como membantah bahwa salah seorang pemain mereka melakukan pelecehan rasial terhadapnya.

Pada hari Senin, Wolves mengalahkan Como 1-0 dalam pertandingan persahabatan pra-musim di Spanyol, tetapi pertandingan tersebut diwarnai sebuah insiden di babak kedua.

Seorang pemain Como diduga melakukan pelecehan rasial terhadap Hwang Hee-chan, yang memicu keributan antara kedua tim dan para staf. Rekan setim Hwang, Daniel Podence, mendapat kartu merah langsung setelah ia melayangkan pukulan selama perkelahian tersebut.

Pada Selasa malam, Hwang berbicara tentang insiden tersebut untuk pertama kalinya.

"Rasisme tidak dapat ditoleransi dalam olahraga dan di semua aspek kehidupan," tulis pemain berusia 28 tahun itu di akun Instagram personalnya.

"Setelah kejadian itu, staf pelatih dan rekan setim saya segera mengatakan kepada saya bahwa mereka akan meninggalkan lapangan bersama saya jika diperlukan, dan mereka terus memeriksa keadaan saya," tulisnya.

"Sekali lagi, saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan setim saya. Terlepas dari semua ini, saya ingin terus bermain dan kami melakukan apa yang harus kami lakukan di lapangan!," lanjutnya.

"Terakhir, terima kasih kepada semua orang yang telah mengirimkan pesan-pesan dukungan. Tidak ada tempat untuk rasisme," ujar Hwang.

Bintang Tottenham Hotspur dan sesama pemain internasional Korea Selatan, Son Heung-min, mengomentari unggahan Hwang dengan: "Di sisimu, teman. #Tidak ada ruang untuk rasisme."

Setelah pertandingan, Wolves mengatakan bahwa mereka akan melaporkan insiden tersebut kepada UEFA, tetapi UEFA tersebut kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pertandingan persahabatan tersebut tidak termasuk yurisdiksi mereka.

Sementara, pada hari Selasa, Como merilis sebuah pernyataan di mana mereka mengklaim bahwa, "sejauh yang diketahui oleh klub kami, pemain kami tidak mengatakan apa pun yang bersifat menghina".

Como mengkritik reaksi beberapa pemain Wolves dan menuduh mereka membesar-besarkan insiden itu di luar proporsinya.***