KONTEKS.CO.ID – Persebaya tak terima dihukum Komdis PSSI usai tandang ke markas PSIS Semarang pada pekan ketiga Liga 1 2023/2024.
Persebaya tak terima dihukum Komdis PSSI di mana mereka pulang dengan kekalahan 0-2 dari tuan rumah PSIS Semarang plus denda Rp25 juta.
Keputusan sepihak Komdis dipertanyakan
Keputusan sepihak Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum klub-klub Liga 1 terkait aturan larangan kehadiran suporter tamu mengusik akal sehat Direktur Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi.
Menurut Candra, ini tidak semata karena mekanisme jatuhnya vonis yang semau Komdis sendiri. Pun karena latar belakang munculnya aturan yang rasanya sangat dipaksakan.
Ia menambahkan: “Sudah beberapa musim ini Komdis bersidang layaknya pengadilan sesat. Tidak ada pemanggilan terdakwa, mendengarkan keterangan saksi atau kesempatan membela diri.”
“Tiba-tiba Komdis bersidang dan menjatuhkan beragam sanksi. Mulai dari peringatan keras, larangan bermain, sampai denda uang, dengan nominal semau Komdis sendiri,” kata Candra lagi.
Menurut Candra, bahkan, dalam beberapa vonis, Komdis menegaskan tidak ada upaya banding. Entah apa alasannya. Sekali lagi, semau Komdis sendiri!
“Kediktatoran macam apa ini. Sudah pengadilannya sepihak, vonisnya pun tidak bisa dibanding. Terus apa fungsinya Komisi Banding (Komding) yang juga bagian dari badan yudisial PSSI?” kata Candra tak puas.
Aturan suporter tandang bisa diakali
Di luar konteks bahwa Komdis menghukum semaunya sendiri, aturan larangan kehadiran suporter tamu memang memantik kontroversi.
PSSI berkilah regulasi ini adalah bagian dari transformasi sepak bola Indonesia usai Tragedi Kanjuruhan. Harapannya, pertandingan jadi lebih kondusif.
Tapi, aturan itu hanya sebatas deretan huruf yang terangkai menjadi kata-kata saja. Tidak ada teknis lebih detail saat mengaplikasikan di lapangan.
“Bagaimana cara mencegah kehadiran tim tamu ketika tiket dijual secara online. Siapa saja bisa membeli. Dicekal lewat deteksi domisili? Masih bisa pinjam identitas suporter tuan rumah,” tutur Candra.