KONTEKS.CO.ID – Sandeq adalah perahu tradisional khas Suku Mandar yang menjadi sarana untuk mengarungi lautan. Keunikan yang nampak ialah layar berbentuk segitiga dengan bahan dari kain atau plastik pada perahu legendaris.
Karena mayoritas masyarakatnya tinggal di sepanjang pesisir, maka tak ayal bila suku ini menggunakan kapal tersebut untuk menangkap ikan dan berdagang hingga Selat Malaka, Laut Sulu, Papua dan Pulau Jawa.
Nama Sandeq sendiri berasal dari Bahasa Mandar yang berarti runcing. Hal ini terlihat dari bentuk perahu yang mempunyai bentuk ramping. Mengandalkan layar dan angin, konon kapal ini termasuk salah satu kapal layar tercepat di dunia.
Filosofis Kapal
Setiap bagian Perahu Sandeq hingga proses pembuatan, arah dan laju perahu mempunyai makna masing-masing dari semangat dan kearifan budaya lokal.
Bagian kepala kapal atau Pancong mempunyai bentuk limas segitiga runcing dengan posisi paling depan mendongak ke atas. Bentuk ini memiliki makna selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Petaq berupa lubang berbentuk segi empat diantara kalandara berfungsi sebagai pintu palka atau geladak. Petaq ini memiliki 3 bagian yaitu diolo (depan), tangnga (tengah), dan buiq (belakang) yang bermakna rezeki, aktivitas manusia dan pemimpin.
Dua balok sanggar kemudi atau Sanggilang melintang pada bagian atas memiliki makna laki-laki dan bagian bawah bermakna perempuan.
Dalam tradisi masyarakat Mandar, ketika suami berangkat berlayar maka sang istri selalu menjaga marwahnya sembari menenun kain khas Mandar.
Dalam perkembangannya kini perahu sandeq menjadi perlombaan ketangkasan dan kecepatannya dalam berbagai kegiatan tahunan misalnya Sandeq Race. Event ini merupakan salah satu upaya Dinas Pariwisata Sulawesi Barat untuk melestarikan budaya bahari di sana. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"