KONTEKS.CO.ID – Penyakit Ain pada wanita sudah ada sejak zaman dahulu.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa penyakit ain itu nyata adanya.
Sebagaimana sabdanya, “ (Pengaruh) ‘ain’ itu nyata (benar).” (HR. Muslim). Beliau menganjurkan umatnya untuk menerima kenyataan ini.
Asal Mula Penyakit Ain
Ain dari kata ‘aana–ya’iinu yang artinya: terkena sesuatu hal dari mata.
Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respons jiwa negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racunnya kepada yang dipandang tersebut. (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 1/271).
Penyakit ain sendiri merupakan penyakit yang ditimbulkan dari pandangan mata yang berkaitan dengan perasaan hati yakni perasaan iri dan dengki.
Selain menimbulkan masalah bagi orang lain, penyakit ain juga dapat membuat diri sendiri celaka.
Ain juga dapat didefinisikan sebagai pandangan terhadap sesuatu hal dalam keadaan lupa dengan rasa kagum terhadap yang dilihatnya tanpa berdzikir kepada Allah.
Para ulama membuat kesimpulan bahwa ain merupakan penyakit non medis yang timbul karena pandangan kagum atau takjub yang disertai dengan rasa iri dengki dari seseorang yang memiliki tabiat buruk sehingga mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya.
Meski begitu, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa penyakit ain pada wanita hanyalah mengada-ada.
Padahal, Rasulullah SAW telah memberitahukan bahwa penyakit ain memang ada dan berbahaya.
Perihal penyakit ain juga disinggung dalam Alquran pada surat Al Qalam ayat 51 yang artinya: “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengarkan Alquran dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila’.”
Dilansir dari NU Online, penyebab penyakit ain pada wanita terbagi menjadi dua.
- Akibatkan oleh pandangan orang dengan tabiat buruk di dalam hatinya, yaitu perasaan hasad, dengki serta ingin mencelakai orang yang dipandangnya.
- Penyakit ain yang disebabkan oleh pandangan kekaguman atau ketakjuban dari orang. Tetapi perasaan tersebut tidak disertai dengan berdzikir kepada Allah SWT.
Orang yang menyebabkan penyakit ain dengan matanya disebut dengan ‘aain.
Sementara orang yang sakit akibat pandangan mata orang lain disebut dengan ma’in.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"