KONTEKS.CO.ID – Pada malam Selasa, tanggal 16 April 2024, Gunung Ruang yang terletak di Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara meletus.
Erupsi Gunung Ruang menyebabkan 828 orang di sekitarnya mengungsi karena risiko muntahan lahar panas, asap, aktivitas kegempaan, dan tsunami.
Selain itu, melalui akun media sosial X atau Twitter @infomitigasi pada hari Kamis, 18 April 2024, warganet melaporkan bahwa Gunung Ruang melepaskan gas SO2 sebagai dampak erupsinya, dengan gambar sebaran gas SO2 yang terpantau oleh satelit pada pukul 09.45 WIB.
Apa Itu Gas SO2 dan Dampaknya
Menurut Penyelidik Bumi Madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sofyan Primulyana, gas SO2 yang keluar dari Gunung Ruang memiliki efek negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Gas ini mudah larut dalam air, tidak berwarna, tetapi berbau tajam. Tingkat konsentrasi SO2 di atas 2 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, saluran pernapasan, dan mata.
Efeknya lebih buruk bagi penderita asma, anak-anak, dan lansia, bahkan dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan risiko kematian jika terhirup dalam jumlah besar.
Gas SO2 juga berpotensi menyebabkan hujan asam, meningkatkan keasaman tanah dan air permukaan, serta merusak tanaman dengan mengurangi kadar nutrisinya.
Permukaan daun tanaman dapat mengalami kerusakan dan jika terjadi dalam jangka waktu yang lama, tanaman bisa mati.
Selain itu, SO2 dapat berkontribusi pada efek rumah kaca dan mengurangi jarak pandang karena menyerap cahaya dan menciptakan kabut.
Sofyan juga mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ruang untuk menggunakan masker, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap masalah pernapasan.
Hal ini terjadi karena gas SO2 yang tercium bisa menyengat seperti bau belerang.
Hingga saat ini, belum dapat dipastikan kapan gas SO2 akan berhenti keluar dari Gunung Ruang karena erupsi gunung tersebut masih berlangsung.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"