KONTEKS.CO.ID – Bahaya briket arang. Produk ini, sebagaimana laporan Inaexport adalah produk arang hasil dari kayu melalui penyaringan, pengolahan menjadi bubuk, dan pencampuran dengan tapioka.
Bentuk briket sangat bervariasi, mulai dari kubus, bulat, hingga segi enam dan delapan.
Mengenal Bahaya Briket Arang
Masyarakat umumnya menggunakan briket ini untuk keperluan membakar barbekyu, pemanas ruangan, atau menyalakan shisha (hookah).
Asap hasil dari pembakaran briket arang dapat mengandung zat beracun terutama di dalam ruangan tertutup.
Saat pembakaran terjadi, muncul karbon monoksida (CO) yaitu gas tak berwarna yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, stres oksidatif, dan peradangan jika terhirup dalam jumlah yang signifikan.
Penelitian ilmuwan dari Universitas Chung-Ang di Seoul dan terpublikasikan di Journal of Korean Medical Science pada tahun 2014, menyoroti tren yang mengkhawatirkan.
Hal ini terkait peningkatan jumlah kematian akibat bunuh diri dengan menggunakan briket arang di Korea Selatan sejak tahun 2008.
Pada tahun 2011, angka kematian terkait penggunaan briket arang melonjak drastis, mencapai puncaknya dengan 1.251 kasus.
Penggunaan briket arang melibatkan berbagai sektor, termasuk industri, usaha rumahan, rumah makan, bahkan di lingkungan rumah tangga.
Keunggulan briket melibatkan aspek ekologis karena terbuat dari bahan alami yang cocok sebagai sumber energi alternatif.
Energi Alternatif
Beberapa kegunaan briket meliputi:
- Berfungsi sebagai sumber energi terbarukan karena berasal dari biomassa alami seperti kayu, kelapa, dan bahan organik lainnya.
- Berproses secara alami dengan penambahan tepung singkong sebagai perekat pasta briket sehingga aman dan bebas dari zat beracun.
- Sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dengan minimnya produksi asap.
- Berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan, menggantikan bahan bakar fosil yang dapat mencemari lingkungan.
- Memiliki tingkat panas maksimum tinggi, mencapai 7000 kalori yang membuatnya unggul dalam proses memasak lebih cepat dan efisien.
- Meskipun ada pandangan bahwa biomassa lebih ekonomis daripada bahan bakar fosil, kenyataannya bahan briket dari biomassa mudah habis, sehingga perlu sering diganti.
Namun, bahan bakar fosil yang berguna untuk membuat briket tidak cepat habis, menghindari pemborosan.
Secara umum, masyarakat telah familiar dengan briket yang terbuat dari sekam padi, arang, sabut kelapa, tongkol jagung, dan bahan lainnya.
Meskipun bahan bakar ini berasal dari berbagai sumber biomassa namun minyak bumi masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan briket.
Terutama dengan melibatkan serangkaian proses pemadatan dan pengerasan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"