KONTEKS.CO.ID – Otak manusia tersiri dari tiga bagian utama, yaitu otak besar, otak kecil dan batang otak.
Nah, pada otak besar ini kembali dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Saat ini kita akan membahasa secara spesifik tentang otak kiri, yuk simak bersama-sama.
Otak Kiri
Belahan bagian otak kiri memiliki fungsi yang spesifik untuk mengatur bahasa, penalaran, dan kemampuan berbicara. Otak kiri ini sering kali dikatikan dengan hal-hal logis, fakta, angka-angka (matematika) hingga analisis.
Jadi, otak kiri lebih verbal, analitis dan lebih teratur jika dibandingkan dengan otak kanan. Terkadang otak kiri ini sering juga disebut otak digital, karena orang yang dominan otak kiri lebih baik dalam hal-hal seperti membaca, menulis dan berhitung. Menurut penelitian Roger, otak kiri ini juga terhubung dengan:
- Logika.
- Pengurutan.
- Berpikir linier.
- Matematika.
- Fakta.
- Berpikir dengan menggunakan kata-kata.
Fungsi Otak Kiri
Beberapa ahli menyebut bahwa otak kiri ini merupakan pusat dari Intelligence Quotient (IQ). Berikut ini fungsi dari otak kiri, yaitu:
- Untuk melakukan analisa dan proses logis.
- Pengambilan keputusan dengan logika.
- Melakukan  segala sesuatu dengan perhitungan yang matang.
- Mengolah hal apa saja yang kita dengar.
- Mengatur kemampuan berbicara.
- Mengatur penalaran.
Kelebihan dan Kekurangan
Berdasarkan penjelasan di atas, otak kiri ini terkait dengan fungsi akademik yang terdiri dari kemampunan bercakap, kemampuan berbahasa, membaca tulisan, logik, angka hingga analisis. Orang yang lebih dominan dengan otak kiri ini identik dengan kecerdasan analitik atau intelek.
Artinya, otak kiri ini banyak berkaitan dengan kemampuan matematik, analisis dan kemampuan berfikir secara sistematik.
Kelebihan dari cara kerja otak ini sangat rapi dan terstruktur atau tersusun. Otak kiri ini sangat bermanfaat untuk memahami hal-hal yang lebih kompleks serta perlu pemikiran yang khusus.
Seseorang yang cenderung ke otak kiri ini biasanya adalah orang yang kurang kreatif, lebih sulit mengontrol emosi. Sehingga, mengalami kesulitan untuk memahami dan menyelami perasaan orang lain. Â
Kebanyakan individu yang biasanya lebih menggunakan otak kiri adalah seorang penganalisis, pengkaji, Ahli matematik atau saintis.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"