KONTEKS.CO.ID —Â Sariawan atau dalam istilah medis disebut dengan stomatitis aftosa adalah luka kecil berwarna putih atau kuning yang muncul di dalam mulut, pada bagian lidah, bibir, pipi, dan gusi.
Sariawan tidak menular, namun dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan dalam mengunyah dan menelan makanan.
Meskipun penyebab pasti sariawan belum diketahui, ada beberapa faktor yang dapat memicu munculnya sariawan.
Berikut adalah beberapa penyebab sariawan di mulut:
- Trauma mekanik
Trauma mekanik seperti gigitan lidah atau pipi, gesekan gigi yang keras, atau cedera pada mulut dapat menjadi penyebab sariawan.
Saat terjadi cedera pada mulut, sel-sel di dalam jaringan mulut mengalami kerusakan, yang kemudian memicu munculnya sariawan.
- Infeksi
Infeksi virus atau bakteri dapat memicu munculnya sariawan. Infeksi virus herpes simplex dapat menyebabkan sariawan di bibir, sedangkan infeksi bakteri Streptococcus dapat menyebabkan sariawan di tenggorokan dan lidah.
- Defisiensi nutrisi
Defisiensi nutrisi seperti kekurangan vitamin B12, asam folat, zat besi, atau seng dapat menyebabkan sariawan.
Kekurangan nutrisi tersebut dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
- Gangguan sistem kekebalan tubuh
Beberapa gangguan sistem kekebalan tubuh seperti lupus, HIV, atau arthritis reumatoid dapat menyebabkan munculnya sariawan.
Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menganggap sel-sel sehat di mulut sebagai benda asing dan menyerangnya, yang kemudian memicu munculnya sariawan.
- Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, stres juga dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat memicu munculnya sariawan.
- Alergi makanan
Beberapa jenis makanan seperti cokelat, kacang, atau jeruk dapat menyebabkan alergi pada sebagian orang. Alergi makanan dapat memicu munculnya sariawan.
- Rokok
Merokok dapat mengiritasi jaringan mulut dan memicu munculnya sariawan. Selain itu, nikotin dalam rokok dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
- Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan seperti antibiotik, obat kemoterapi, atau obat antiinflamasi nonsteroid dapat menyebabkan munculnya sariawan sebagai efek samping.
- Faktor genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sariawan dapat bersifat genetik, artinya dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya.
Meskipun sariawan umumnya tidak membahayakan dan dapat sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu, namun dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan saat makan dan bicara.
Untuk mengatasi sariawan, dapat dilakukan beberapa langkah, seperti:
- Menghindari makanan yang dapat memicu sariawan, seperti makanan pedas, asam, atau keras.
- Menggunakan obat kumur atau obat oles yang mengandung bahan antiseptik untuk membantu membersihkan dan mempercepat penyembuhan sariawan.
- Meminum obat pereda nyeri atau obat antiinflamasi jika sariawan terasa sangat sakit dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan hindari menyikat terlalu keras agar tidak memperburuk sariawan.
- Menjaga kebersihan mulut dengan rajin menyikat gigi dan menggunakan obat kumur yang mengandung fluoride.
- Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan vitamin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Jika sariawan tidak sembuh setelah 2 minggu atau terjadi sariawan yang berulang, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli gigi.
Dokter atau ahli gigi dapat membantu menentukan penyebab sariawan dan memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi yang dialami.
Dalam kasus yang lebih serius, seperti sariawan yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh atau gangguan nutrisi, maka perlu dilakukan pengobatan yang lebih intensif dan memerlukan pengawasan medis yang lebih serius.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan mulut dan tubuh secara umum agar dapat mencegah munculnya sariawan dan masalah kesehatan lainnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"