KONTEKS.CO.ID - Pemerintah disebut telah memberikan insentif untuk sektor otomotif Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, besaran insentif yang diberikan mencapai Rp7 triliun.
Meski demikian, Airlangga tak menjelaskan jenis insentif yang diberikan. Namun, untuk sektor otomotif, salah satunya pengurangan sejumlah komponen pajak mobil listrik impor.
Baca Juga: Angkatan Laut Malaysia Selamatkan Dua Nelayan WNI Usai Seminggu Terombang-ambing
Adapun, insentif tersebut telah dimulai sejak Februari 2024 dan berakhir 31 Desember 2025.
Mobil listrik CBU mendapat insentif bea nol persen dari 50 persen dan PPnBM nol persen dari 15 persen.
Kemudian, total pajak yang dibayar ke pemerintah pusat mobil listrik CBU hanya 12 persen dari seharusnya 77 persen.
Namun begitu, pabrikan tetap harus memenuhi sejumlah syarat yaitu, wajib membuka bank garansi dan komitmen produksi 1:1 dengan spesifikasi minimal sama.
Baca Juga: KPK Periksa Puluhan Saksi untuk Bongkar Korupsi RSUD Dr Harjono Bupati Sugiri Sancoko
Airlangga mengatakan, pemerintah telah mengucurkan dana segar subsidi untuk pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta per unit.
"Pemerintah menyalurkan insentif untuk sektor otomotif Rp7 triliun dalam dua tahun," ucap Airlangga mengutip kanal Youtube Kadin Indonesia, Kamis 4 Desember 2025.
Menurut Airlangga, insentif yang diberikan pemerintah tersebut telah berdampak besar. Salah satunya, komitmen sejumlah merek otomotif menanamkan investasi dalam bentuk pabrik di Tanah Air.
Merek-merek tersebut, lanjut Airlangga, BYD yang menanamkan investasi Rp11,2 triliun untuk kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun.
Progres pembangunan pabrik BYD pun disebut sudah mencapai 90 persen.
Kemudian, Chery dengan nilai investasi mencapai Rp5,2 triliun.